Kamis, 22 Oktober 2015

Sejarah Kerajaan Majapahit (Matkul Pembelajaran IPS SD)




SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
(Suplemen Materi Mata Kuliah Pembelajaran IPS SD)

      Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, tepatnya di desa Trowulan, Mojosari - Mojokerto. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389) yang didampingi oleh Patih Gajah Mada (1331-1364), Majapahit mengalami puncak keemasannya.

Historiografi

      Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton (Kitab Raja-raja) dalam bahasa Kawi, Nagarakertagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya kerajaan Majapahit. Sementara itu Negarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit, dibawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.
      Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.
      Kisah berdirinya kerajaan Majapahit hanya terdapat di dalam Kitab Pararaton, Kidung Panji Wijayakusuma dan Kidung Harsa Wijaya. Mengingat sifat penulisan kitab-kitab itu kita tidak dapat mengambil seluruh ceritanya, tetapi hanya sebagian garis besarnya saja. Nama Majapahit mungkin sekali berdasarkan kenyataan bahwa di hutan Terik yang dibuka itu banyak terdapat pohon maja.

Raja Majapahit

  1. WIJAYA
      Setelah raja Kertanagara gugur, Singhasari berada dibawah kekuasaan raja Kadiri Jayakatwang dan berakhirlah riwayat kerajaan Singhasari. Salah seorang keturunan penguasa Singhasari yaitu Wijaya, kemudian berusaha untuk dapat merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya dari tangan raja Jayakatwang. Ia adalah anak Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Cempaka atau Narasinghamurti. Jadi ia masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes secara langsung. Dari geneologinya Wijaya masih keponakan raja Kertanagara.
      Pada waktu pasukan Jayakatwang dari Kadiri menyerang Singhasarim Wijaya ditunjuk oleh raja Kertanagara untuk memimpin pasukan Singhasari melawan pasukan Kadiri yang datang dari sebelah Utara. Kisah pertempuran antara pasukan Wijaya melawan pasukan Kadiri didapatkan dalam prasasti Kudadu. Prasasti Kudadu ini berangka tahun 1216 Saka (11 September 1294), dikeluarkan oleh Kertarajasa Jayawardhana dalam rangka memperingati pemberian anugrah kepada pejabat desa (rama) di Kudadu berupa penetapan desa Kudadu menjadi daerah Swatantra.
      Didalam prasasti Sukamrta itu disebutkan juga bahwa Wijaya menyeberangi lautan. Tentulah yang dimaksud ialah kepergiannya ke Madura, seperti disebutkan dalam prasasti Kudadu. Di Madura ia diterima oleh Aryya Wiraraja, yang kemudian mengusahakan agar Wijaya dapat diterima menyerahkan diri kepada Jayakatwang di Kadiri. Wijaya akhirnya mendapat kepercayaan penuh dari raja Jayakatwang, sehingga pada waktu Wijaya minta daerah hutan Terik untuk dibuka menjadi desa,  dengan dalih akan dijadikan pertahanan terdepan dalam menghadapi musuh yang menyerang melalui sungai Brantas, permintaan itu dikabulkan. Daerah Terik dibuka oleh Wijaya dengan bantuan dari Wiraraja, menjadi desa dengan nama Majapahit.
      Diam-diam Wijaya memperkuat diri sambil menunggu saat yang tepat untuk menyerang Kadiri. Di Madura Adipati Wiraraja sudah bersiap-siap pula dengan orang-orangnya untuk datang membantu ke Majapahit. Bertepatan dengan selesainya persiapan-persiapan untuk mengadakan perlawanan terhadap raja Jayakatwang. Pada awal tahun 1293 datanglah bala tentara Khubilai Khan, yang sebenarnya dikirimkan untuk menyerang Singhasari, menyambut tantangan raja Kertanagara yang telah menganiaya utusannya, Meng-Chi.
  1. JAYANAGARA
      Sepeninggal Kartarajasa tahun 1309, putranya Jayanagara dinobatkan menjadi raja. Didalam salah satu prasastinya ia disebutkan dengan gelar “Abhisekanya Sri Sundara Pandyadewadhiswaranamarajabhiseka Wikramotunggadewa”. Pada waktu ayahnya masih memerintah yakni pada tahun 1296, sebagai seorang putra mahkota Jayanagara telah berkedudukan pula sebagai Kumararaja.
      Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Seperti telah diketahui semua kerusuhan itu disebabkan oleh fitnah Mahapati. Setelah Mahapati berhasil menyingkirkan Rangga Lawe dan Lembu Sora kini ia melanjutkan usahanya untuk menyingkirkan Nambi. Pada tahun 1316 Pajarakan diserbu, kotanya diduduki dan Nambi dengan segenap keluarganya dibunuh. Kemudian menyusul pemberontakan Seni pada tahun 1318 dan pemberontakan Kuti pada tahun 1319. Dalam pemberontakan Kuti muncul seorang tokoh yang kemudian memegang peranan penting dalam sejarah Majapahit, yaitu Gajah Mada. Yang semula sebagai bekel bhayangkari atau pasukan pengawal raja. Gajah Mada setelah amukti Palapa selama dua bulan, diangkat menjadi patih di Kahuripan dan kemudian dinaikkan pangkatnya menjadi patih di Daha.
      Pada masa pemerintahan Jayanagara hubungan dengan Cina rupa-rupanya telah pulih kembali. Utusan dari Jawa datang setiap tahun dari tahun 1325 sampai tahun 1328.
      Dari masa pemerintahan raja Jayanagara kita hanya mengenal tiga buah prasasti yang dikeluarkan olehnya, yaitu Prasasti Tuhanaru, Prasasti Blambangan dan Prasasti Blitar I.  Prasasti Tuhanaru berangka tahun 1245 Saka (13 Desember 1323), berisi penetapan kembali desa Tuhanaru dan Kusambyan sebagai daerah swatantra atas permohonan Dyah Makaradhwaja. Dan karena kesetiaannya ia dianggap sebagai anak oleh raja.
  1. TRIBHUWANOTTUNGGADEWI JAYA WISNUWARDDHANI
       Raja Jayanagara tidak berputra. Sepeninggalnya pada tahun 1328 ia digantikaan oleh adik perempuannya yaitu Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Abhiseka Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani. Ia kawin dengan Cakradhara atau Cakreswara yang menjadi raja di Singhasari (Bhre Singhasari) dengan gelar Kertawarddhana.
       Dari kekawin Nagarakertagama, dalam masa pemerintahan Tribhuwana telah terjadi pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Sesudah peristiwa Sadeng itu, kitab Pararaton menyebutkan sebuah peristiwa yang kemudian amat terkenal dalam sejarah, yaitu Sumpah Palapa Gajah Mada.
       Gajah Mada bersumpah di hadapan raja dan pembesar Majapahit, bahwa ia tidak akan amukti palapa sebelum ia dapat menundukkan Nusantara yaitu Gurun Seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik.
       Tribhuwana memerintah selama dua puluh dua tahun (22). Pada tahun 1350, ia mengundurkan diri dari pemerintahan dan digantikan oleh anaknya yang bernama Hayam Wuruk.
  1. HAYAM WURUK
       Ada pendapat yang mengatakan bahwa karena raja Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka takhta kerajaan jatuh di tangan anak Kertanagara yang masih hidup, yaitu bekas permaisuri Kertarajasa. Maharajapatni Gayatri, tetapi karena Gayatri telah menjadi biksuni maka pemerintahan dipegang oleh anaknya yang tertua, yaitu Tribhuwanottunggadewi, yang memerintah atas namanya. Dan karena itu pula maka setelah Gayatri meninggal pada tahun 1350, Tribhuwana menyerahkan pemerintahan kepada anak laki-lakinya yang telah dewasa yaitu Hayam Wuruk.
       Pada pemerintahan Hayam Wuruk merupakan puncak kebesaran Majapahit. Pada tahun 1350, putra mahkota Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja Majapahit, dengan gelar Sri Rajasanagara, dan dikenal pula dengan nama Bhra Hyang Wekhasing Sukha. Dalam menjalankan pemerintahannya Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada yang menduduki jabatan Patih Hamangkubhumi.
       Dengan bantuan patih Gajah Mada, raja Hayam Wuruk berhasil membawa kerajaan Majapahit ke puncak kebesarannya. Gajah Mada ingin melaksanakan pula gagasan politik nusantaranya yang telah dicetuskan sebagai sumpah palapa di hadapan raja Tribhuwanottunggadewi dan para pembesar kerajaan Majapahit.
       Dari pemberitaan Prapanca didalam kakawin Nagarakertagama, kita mengetahui bahwa daerah-daerah yang ada di bawah pengaruh kekuasaan Majapahit itu sangat luas. Daerah ini meliputi hampir seluas wilayah Indonesia sekarang, meliputi daerah-daerah di Sumatra, di bagian barat sampai ke daerah-daerah Maluku dan Irian di bagian timur, bahkan sampai ke negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Agaknya politik Nusantara ini berakhir sampai tahun 1357, dengan terjadinya peristiwa di Bubat (Pasundan-Bubat), yaitu perang antara orang Sunda dengan Majapahit.
       Pada waktu itu Raja Hayam Wuruk bermaksud hendak mengambil putri Sunda, yang bernama Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya. Setelah putri tersebut dan ayahnya bersama-sama para pembesar dan pengiringnya sampai di Majapahit, tejadilah perselisihan. Gajah Mada tidak menghendaki perkawinan itu terjadi begitu saja. Ia menghendaki agar putri itu dipersembahkan oleh raja Sunda kepada raja Majapahit sebagai tanda pengakuan tunduk terhadap kerajaan Majapahit.
       Dari kitab Pararaton kita mengetahui, bahwa setelah peristiwa Bubat berakhir, kemudian Gajah Mada amukti Palapa, mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggal pada tahun 1364. Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 dan tempat pendarmaannya tidak diketahui.
      Masa pemerintahan Hayam Wuruk tanpa patih Gajah Mada hanya berlangsung selama tiga tahun. Dalam kekosongan patih, Gajah Enggon diangkat menjadi patih Hamangkubhumi. Sepeninggal Hayam Wuruk, tahta kerajaan Majapahit diduduki oleh Wikramawardhana (Bhra Hyang Wisesa). Ia adalah menantu dan keponakan raja Hayam Wuruk yang dikawinkan dengan putrinya.

     

































      DAFTAR ISI

  1. Wilayah Jawa Timur
  2. Pulau Madura
  3. Kabupaten Sumenep
  4. Kabupaten Sampang
  5. Kabupaten Pamekasan
  6. Kabupaten Lamongan
  7. Kabupaten Sidoarjo
  8. Kabupaten Mojokerto
  9. Kabupaten Jombang
  10. Kota Malang
  11. Kabupaten Malang
  12. Kabupaten Pasuruan
  13. Kabupaten Probolinggo
  14. Kabupaten Situbondo
  15. Kabupaten Banyuwangi
















      DAFTAR ISI

  1. Sejarah Manusia Purba di Indonesia
  2. Sejarah Indonesia
  3. Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
  4. C a n d i
  5. Kerajaan Majapahit
  6. Peristiwa 10 November
























      DAFTAR ISI

  1. Sumberdaya Alam
  2. Sumberdaya Manusia
  3. Flora dan Fauna
  4. Persebaran Flora di Indonesia
  5. Persebaran Fauna di Indonesia
  6. I k l i m
























      DAFTAR ISI

  1. Dinamika  Peta Pulau Jawa
  2. Artifek Gunung di Pulau Jawa
  3. Gunung Kelud yang Mempesona
  4. Lautan Pasir Gunung Bromo
  5. Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru
  6. Anak Krakatau
  7. Gunung Gede
  8. Taman Nasional Gunung Halimun Salak
  9. Geologi Manusia Jawa
  10. Gumuk Pasir di Parang Tritis
  11. Gejala Puting Beliung



















      DAFTAR ISI

  1. Gunung Api
  2. 8 Gunung berapi di Indonesia
  3. Bencana besar di tahun 2010
  4. Status Gunung Bromo
  5.  Gunung Berapi
  6. Danau Kalimutu
  7.  Gumuk Pasir di Parang Tritis
  8. Gunung Raung
  9. Gempa dan Tsunami Mentawai
  10. Tsunami di Indonesia
  11. Pemanfaatan Teknologi Pengindraan Jauh dan SIG
  12. Banjir Jakarta

















BAB IV

HASIL KEGIATAN









Jurnal PAIKEM dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI mapel IPS di SDN Kebonsari 4 Malang



Penerapan PAIKEM Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS di SDN Kebonsari 4 Malang

Siti Halimatus Sakdiyah
PGSD- FKIP-Universitas Kanjuruhan Malang


Abstrak: Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Kebonsari IV Malang Kelas VI, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa masih kurang, seperti keaktifan dalam proses belajar, siswa kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan ketepatan dalam mengerjakan tugas. Pembelajaran IPS yang dilakukan sebagian besar lebih menekankan pada aspek produk. Siswa yang tidak aktif dan aktivitasnya kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dikelas dapat berpengaruh pada hasil belajarnya. Oleh karena itu, penerapan PAIKEM mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman baru dalam belajar sehingga akan terjadi interaksi antar guru dan siswa. Dalam hal ini, peneliti menerapkan penerapan pembelajaran PAIKEM dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini diterapkan penerapan  PAIKEM. PAIKEM merupakan salah satu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,  efektif, dan menyenangkan.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan pembelajaran PAIKEM. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam 2 siklus. Jenis data dalam penelitian ini bersumber langsung dari subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang, sebanyak 40 orang siswa. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Teknik penggunaan data menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumenter. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa PAIKEM meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan pemerolehan skor terhadap instrumen aktivitas. Pada siklus I pemerolehan skor dengan nilai rata-rata 75% dengan kriteria cukup baik, sedangkan pemerolehan skor pada siklus II dengan nilai rata-rata 86% dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa. Selain meningkatkan aktivitas belajar siswa, PAIKEM juga meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa menjadi pembelajaran efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat selama tindakan I dengan nilai rata-rata 83%dan diakhiri tindakan II dengan nilai rata-rata 89%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penerapan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang.
Kata Kunci: PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan),                   aktivitas, hasil belajar.





PENDAHULUAN
Metode pembelajaran berpengaruh besar pada aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, jika metode pembelajaran yang digunakan sesuai dan dapat diterima maka aktivitas belajar siswa akan menjadi tinggi sehingga siswa dapat memberi pretasi belajar yang maksimal. Mengingat kondisi siswa yang sangat beragam (heterogen) dalam suatu kelas, muncul karakteristik siswa yang berbeda-beda diantaranya jenis kelamin, agama, kemampuan akademik, dan karakteristik siswa. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat bagi guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Perbedaan karakteristik siswa dalam pembelajaran sering menimbulkan kesenjangan diantara siswa, sehingga siswa cenderung membuat kelompok dengan teman sebayanya yang mempunyai kesamaan minat dan potensi. Kenyataan di lapangan masih ada siswa yang tidak aktif, dan aktivitasnya kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dikelas sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya
Berdasarkan hasil observasi dan studi pendahuluan ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang, siswa menunjukkan bahwa aktivitas belajar pada pelajaran IPS masih kurang seperti 1) keaktifan dalam proses belajar mengajar yaitu siswa kurang aktif bertanya, siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan, dan siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat. 2) ketepatan dalam mengerjakan tugas. Hasil belajar siswa yang diukur ranah kognitif yaitu berkaitan dengan kemampuan siswa harus diatas KKM (75).
Guru merupakan pembimbing, fasilitator dan arsitek dalam proses belajar pembelajaran di kelas. Guru harus dapat menerapkan pembelajaran dengan berbagai jenis pendekatan, metode, dan penggunaan alat peraga atau media secara efektif dan kreatif pada seluruh aspek yang akan dikembangkan pada siswa dengan potensi yang dimiliki siswa. Adapun upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengembangkan pembelajaran. Penerapan pembelajaran PAIKEM  merupakan bentuk kreativitas dan inovasi para pendidik (guru) untuk melaksanakan dan mempermudah tugas mengajar agar materi yang akan disampaikan lebih mudah diserap oleh siswa. Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran (Nurdin, 2002:1) Guru diharapkan mampu mengembangkan suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa untuk mengkaji hal yang dapat menarik aktivitas siswa dan hasil belajar sehingga mampu mengatasi problem yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.  PAIKEM dapat diterapkan di semua mata pelajaran tanpa terkecuali mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kepekaan dan kejelian dalam membaca situasi oleh guru sangat diharapkan untuk mengubah pandangan siswa yang selama ini menganggap pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sangat membosankan dan diremehkan atau tidak penting dapat di rubah menjadi pelajaran yang menyenangkan, sehingga aktivitas dalam diri siswa menjadi aktif.
Penggunaan  PAIKEM dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang baik, sebab dalam  PAIKEM aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dapat menciptakan suasana dimana siswa dapat aktif bertanya, dan mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan atau ide yang cemerlang. Proses aktif dalam belajar dari siswa sangat penting untuk usaha meningkatkan pengetahuan, bukan seperti proses pasif. Kreatif juga dimaksud agar guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi atau beragam sesuai dengan harapan siswa. Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan tidak membuat siswa bosan melainkan dapat membuat siswa memusatkan seluruh perhatiannya secara penuh pada pelajaran berlangsung.
Berdasarkan dokumen yang ada bahwa standar KKM IPS di SDN Kebonsari 4 Malang adalah 75. Tapi masih ada beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM yang sudah ditentukan. Siswa  yang tuntas sebanyak 72.41% , dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 27.59 % Atas dasar itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS di SDN Kebonsari 4 Malang.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2003:61).Konsep pembelajaran menurut Corey dalam  (Sagala, 2003:61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disegaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik.
Pembelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagi berikut:
a)      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dian lingkungannya.
b)      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan suatu masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c)      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial manusia.
d)     Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal.
Tujuan umum pembelajaran IPS adalah memperdayakan siswa agar memiliki kecakapan berpikir global, atau  membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-konsep IPS. Sedangkan tujuan khusus bidang studi IPS adalah siswa  mampu:
a)      Memahami dan mampu berperan berdasarkan aturan dan tanggung jawab dalam keluarga, masyarakat lingkungan, bangsa dan warga negara yang baik.
b)      Menghargai demokrasi dan mampu menjadi warga negara yang demokratis pula.
c)      Berpikir kritis dan mampu mengevaluasi informasi serta komunikasi secara aktif.
Interaksi Belajar Pembelajaran
Belajar menurut Anni (2004:4) merupakan proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Sedangkan menurut  Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.
Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar dan pembelajaran mempunyai dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Hubungan Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
Belajar menurut Slameto (2003) secara psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Definisi tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar dibutuhkan aktivitas sadar berarti melakukan perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.inovatif menunjukkan bahwa pembelajaran yg inovatif sangat baik digunakan dalam proses belajar mengajar, sebab siswa diharuskan mengeluarkan pendapatnya dan saling tukar pikiran dan mampu berkomunikasi.Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Pembelajaran dapat di katakan efektif jika dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus di capai. Dan menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran PAIKEM sebagai berikut: (1) kegiatan tatap muka, untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi.  (2) kegiatan tugas terstruktur, bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). (3) kegiatan mandiri tidak terstruktur, kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a.       Memahami sifat yang dimiliki anak
b.      Mengenal anak secara perorangan
c.       Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
e.       Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f.       Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
h.      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Secara garis besar mendeskripsikan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) yang diuraikan sebagai berikut:
Dari segi guru :
A = Aktif, guru aktif :
1)      Memantau kegiatan belajar siswa
2)      Memberi umpan balik
3)      Mengajukan pertanyaan yang menantang
4)      Mempertanyakan gagasan siswa
             I= Inovatif, guru inovatif :
1)      Mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
2)      Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
K = Kreatif, guru kreatif :
1)      Mengembangkan kegiatan yang beragam
2)      Membuat alat bantu belajar sederhana
            E = Efektif, guru efektif :
Mencapai tujuan pembelajaran
            M = Menyenangkan, pembelajaran :
            Tidak membuat siswa takut :
1)      Takut salah
2)      Takut ditertawakan
3)      Takut dianggap sepele
Dari segi siswa:
A = Aktif, siswa aktif :
1)      Bertanya
2)      Mengemukakan gagasan
3)      Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya
      I= Inovatif, siswa inovatif:
1)      Siswa mampu bernalar dengan baik
2)      Siswa mamputerbuka.
3)      Siswa pantang menyerah
     K = Kreatif, siswa kreatif :
1)      Merancang atau membuat sesuatu
2)      Menulis atau mengarang
E = Efektif, siswa efektif :
1)      Menguasai keterampilan yang diperlukan
2)      Siswa melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
M = Menyenangkan, pembelajaran
      Membuat siswa :
1)      Siswa semangat dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar
2)      Siswa tidak takut (berani) dan merasa aman dalam bertanya kepada guru dan siswa lain mengemukakan pendapatnya
Cara Mewujudkan PAIKEM
a)      Agar siswa aktif hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Guru bersahabat dan bersifat terbuka
2)      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat
3)      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
4)      Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban siswa
5)      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya
6)      Guru merespon dan menghargai semua jawaban siswa
b)      Agar siswa kreatif hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)      Guru tampil semangat, antusias, dan gembira
2)      Guru menciptakan suasana yang kondusif
Alasan Penerapan PAIKEM
1)      PAIKEM memungkinkan peserta didik dan guru bersama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran.
2)      PAIKEM memungkinkan peserta didik dan guru bersama-sama kreatif.
Kelebihan PAIKEM
1)      Paikem merupakan proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan dan bermakna.
2)      Paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
3)      Paikem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
4)      Menjadikan siswa memiliki keterampilan sosial dan keterampilan berkomunikasi.
5)      Paikem dapat memakai model pembelajaran apa saja tetapi harus sesuaikan dengan materi.
Kekurangan PAIKEM
1)      Membutuhkan waktu yang banyak
2)      Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreativitas
3)      Sering terjadi proses pembelajaran hanya fokus kepada permainannya saja.
4)      Membutuhkan persiapan yang matang.
Aktivitas Belajar
Sardiman (2004:98) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berpikir sebagai sesuatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dan menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.Jadi menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan unsur dasar yang terpenting bagi keberhasilan proses pembelajaran.
Hasil Belajar
Hasil merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar menurut  Hamalik (2002: 155) adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Jadi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif karena menyangkut kemampuan siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang akan dilaksanakan dalam dua siklus. Jenis penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan tujuan agar “mampu menawarkan cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil belajar” (Hamalik, 2005: 3). Selain itu penelitian tindakan kelas ini dianggap mudah karena hanya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan karena pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Karena peneliti sebagai instrumen utama yang berperan sebagai: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, serta (4) refleksi
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 4 Malang semester genap (dua) Tahun Pelajaran  2014/2015. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester dua tahun pelajaran 2014/2015 dengan pengambilan data bulan April 2015.
Instrumen Penelitian
1.    (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Digunakan sebagai acuan mengajar, yang terdiri dari SK, KD, Indikator, Tujuan pembelajaran, Bahan ajar, Strategi pembelajaran, Media dan sumber belajar, Langkah–langkah pembelajaran, dan evaluasi.
2.    Tahap pelakasanaan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang ditentukan, yaitu pembelajaran materi hubungan sosial dengan penerapan pembelajaran PAIKEM.
3.    Tahap observasi (pengamatan)
Kegiatan pengamatan adalah mengamati aktivitas siswa, proses pembelajaran, dan metode yang dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
4.    Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran dimaksudkan untuk memberi arah terhadap pembelajaran yang terjadi.
5.    Pedoman penilaian kegiatan pembelajaran
Pedoman penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar skenario pembelajaran dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran
6.      LKS (Lembar Kerja Siswa)
LKS ini digunakan untuk membantu anak dalam praktikum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan penerapan pembelajaran PAIKEM diperoleh data observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman penilaian keterlaksanaan pembelajaran yang dibagi menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yaitu, kegiatan pendahuluan, yang meliputi penyampaian apersepsi, tujuan pembelajaran dan acuan pembelajaran.
Dari data observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran guru, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 79%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya 87% dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Keterlaksanaaan skenario pembelajaran siswa, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 76%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya adalah 88% dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Keterlaksanaaan skenario aktivitas guru, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 77%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya 95% dengan kriteria sangat baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Aktivitas Siswa Setelah Diterapkan  PAIKEM
Aktivitas siswa pada proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Yakni pada siklus I sebesar 75% dan pada siklus II sebesar 86%. Keaktifan siswa pada siklus I lebih rendah dari siklus II hal ini disebabkan sebagian siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan sehingga guru tidak mengerti apakah siswa sudah memahami materi tersebut atau belum, kemudian masih ada siswa yang tidak mau ikut berdiskusi dalam kelompok.
Usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan siswa merancang strategi persiapan mengajar dengan cara memberikan poin tambahan kepada siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan guru bidang studi untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I. Dengan adanya perbaikan pada siklus I, maka keaktifan siswa meningkat 86% pada siklus II.
Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkan Pembelajaran PAIKEM
Aktivitas guru dan siswa dalam setiap pembelajaran kurang bervariasi sehingga siswa cenderung bosan dan kurang bersemangat untuk belajar. PAIKEM ini lebih menekankan pada proses untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar, guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Pembelajaran ini dapat menumbuhkan kerjasama yang saling melengkapi antara guru dan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang membangkitkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS khususnya pada materi “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan siswa sekaligus untuk meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa. Pertanyaan yang diberikan oleh guru diawal pertemuan dijawab siswa bersama-sama karena siswa tidak berani menjawab sendiri-sendiri sehingga suasana kelas menjadi ramai dan guru harus menenangkan suasana kelas dengan memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa supaya tidak takut dalam menjawab, bertanya, mengemukakan pendapat, tidak takut ditertawakan. Keaktifan siswa dalam proses belajar pembelajaran juga menunjang kreativitas siswa, selain memberikan pertanyaan untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru memberikan tugas kelompok untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Keaktifan dan kreativitas yang dimiliki siswa dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, kemauan siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengungkapakan pendapat dan kreativitas dalam memecahkan atau menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru  yang dapat membuat siswa lebih teliti dan terampil  dan selalu memberikan penegasan kembali materi yang telah dipelajari pada setiap akhir pertemuan sehingga proses  belajar mengajar berjalan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Selama proses belajar mengajar guru menciptakan suasana yang menyenangkan, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa dan selalu mengingat untuk tidak takut salah, ditertawakan dan disepelekan dalam bertanya. Selain itu guru senantiasa memberikan pujian kepada setiap siswa yang mengalami kemajuan belajar.
1.      Hasil Tes Siklus I
Soal-soal tes yang diberikan pada siklus I diambil dari materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada pertemuan pertama dan kedua. Soal tes yang diberikan berjumlah 20 soal pilihan ganda. Tes diberikan pada pertemuan ketiga. Dari hasi tes pada siklus I ini, nilai yang diperoleh siswa meningkat dari hasil tes sebelum diberikan tindakan. Ketuntasan belajar siswa mencapai 83%.
2.      Hasil Tes Siklus II
Tes siklus II diambil dari materi pranata sosial pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil tes pada siklus II ini meningkat dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 89%.
Berdasarkan  hasil belajar yang telah diperoleh baik sebelum melakukan tindakan ataupun setelah melakukan tindakan. Adapun hasil belajar yang telah diperoleh sebelum tindakan atau kemampuan awal siswa dengan nilai rata-rata kelas adalah 79, dan hasil belajar pada pembalajaran tindakan siklus I dengan nilai rata-rata kelas adalah 83, sedangkan hasil belajar pada akhir pembejaran siklus II dengan rata-rata nilai kelas adalah 89 dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan PAIKEM dapat dikatakan meningkat.

KESIMPULAN
Berdasarkan paparan data dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa denganditerapkan penerapan pembelajaran PAIKEM pada materi “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas VI  SDN Kebonsari 4 Malang yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang. Siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar yaitu pada siklus I dengan rata-rata skornya adalah 75% dan pada siklus II dengan rata-rata skornya 86%
2.      Penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I adalah 83% dengan kriteria cukup baik dan rata-rata nilai pada siklus II adalah 89% dengan kriteria baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anni. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurdin, Syarifudin. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara - See more at:http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/aktivitasbelajar.html#sthash.gagmxfCr.dpuf

Hamalik, Oemar. 2002, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grapindo Persada.

Sagala, 2003.Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Poerwadarminta.2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Umar. 2005. Jenis Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.









Penerapan PAIKEM Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS di SDN Kebonsari 4 Malang

Siti Halimatus Sakdiyah
PGSD- FKIP-Universitas Kanjuruhan Malang


Abstrak: Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Kebonsari IV Malang Kelas VI, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa masih kurang, seperti keaktifan dalam proses belajar, siswa kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan ketepatan dalam mengerjakan tugas. Pembelajaran IPS yang dilakukan sebagian besar lebih menekankan pada aspek produk. Siswa yang tidak aktif dan aktivitasnya kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dikelas dapat berpengaruh pada hasil belajarnya. Oleh karena itu, penerapan PAIKEM mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman baru dalam belajar sehingga akan terjadi interaksi antar guru dan siswa. Dalam hal ini, peneliti menerapkan penerapan pembelajaran PAIKEM dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini diterapkan penerapan  PAIKEM. PAIKEM merupakan salah satu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,  efektif, dan menyenangkan.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan pembelajaran PAIKEM. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam 2 siklus. Jenis data dalam penelitian ini bersumber langsung dari subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang, sebanyak 40 orang siswa. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Teknik penggunaan data menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumenter. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa PAIKEM meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan pemerolehan skor terhadap instrumen aktivitas. Pada siklus I pemerolehan skor dengan nilai rata-rata 75% dengan kriteria cukup baik, sedangkan pemerolehan skor pada siklus II dengan nilai rata-rata 86% dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa. Selain meningkatkan aktivitas belajar siswa, PAIKEM juga meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa menjadi pembelajaran efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat selama tindakan I dengan nilai rata-rata 83%dan diakhiri tindakan II dengan nilai rata-rata 89%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penerapan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang.
Kata Kunci: PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan),                   aktivitas, hasil belajar.





PENDAHULUAN
Metode pembelajaran berpengaruh besar pada aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, jika metode pembelajaran yang digunakan sesuai dan dapat diterima maka aktivitas belajar siswa akan menjadi tinggi sehingga siswa dapat memberi pretasi belajar yang maksimal. Mengingat kondisi siswa yang sangat beragam (heterogen) dalam suatu kelas, muncul karakteristik siswa yang berbeda-beda diantaranya jenis kelamin, agama, kemampuan akademik, dan karakteristik siswa. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat bagi guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Perbedaan karakteristik siswa dalam pembelajaran sering menimbulkan kesenjangan diantara siswa, sehingga siswa cenderung membuat kelompok dengan teman sebayanya yang mempunyai kesamaan minat dan potensi. Kenyataan di lapangan masih ada siswa yang tidak aktif, dan aktivitasnya kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dikelas sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya
Berdasarkan hasil observasi dan studi pendahuluan ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang, siswa menunjukkan bahwa aktivitas belajar pada pelajaran IPS masih kurang seperti 1) keaktifan dalam proses belajar mengajar yaitu siswa kurang aktif bertanya, siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan, dan siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat. 2) ketepatan dalam mengerjakan tugas. Hasil belajar siswa yang diukur ranah kognitif yaitu berkaitan dengan kemampuan siswa harus diatas KKM (75).
Guru merupakan pembimbing, fasilitator dan arsitek dalam proses belajar pembelajaran di kelas. Guru harus dapat menerapkan pembelajaran dengan berbagai jenis pendekatan, metode, dan penggunaan alat peraga atau media secara efektif dan kreatif pada seluruh aspek yang akan dikembangkan pada siswa dengan potensi yang dimiliki siswa. Adapun upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengembangkan pembelajaran. Penerapan pembelajaran PAIKEM  merupakan bentuk kreativitas dan inovasi para pendidik (guru) untuk melaksanakan dan mempermudah tugas mengajar agar materi yang akan disampaikan lebih mudah diserap oleh siswa. Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran (Nurdin, 2002:1) Guru diharapkan mampu mengembangkan suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa untuk mengkaji hal yang dapat menarik aktivitas siswa dan hasil belajar sehingga mampu mengatasi problem yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.  PAIKEM dapat diterapkan di semua mata pelajaran tanpa terkecuali mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kepekaan dan kejelian dalam membaca situasi oleh guru sangat diharapkan untuk mengubah pandangan siswa yang selama ini menganggap pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sangat membosankan dan diremehkan atau tidak penting dapat di rubah menjadi pelajaran yang menyenangkan, sehingga aktivitas dalam diri siswa menjadi aktif.
Penggunaan  PAIKEM dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang baik, sebab dalam  PAIKEM aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dapat menciptakan suasana dimana siswa dapat aktif bertanya, dan mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan atau ide yang cemerlang. Proses aktif dalam belajar dari siswa sangat penting untuk usaha meningkatkan pengetahuan, bukan seperti proses pasif. Kreatif juga dimaksud agar guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi atau beragam sesuai dengan harapan siswa. Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan tidak membuat siswa bosan melainkan dapat membuat siswa memusatkan seluruh perhatiannya secara penuh pada pelajaran berlangsung.
Berdasarkan dokumen yang ada bahwa standar KKM IPS di SDN Kebonsari 4 Malang adalah 75. Tapi masih ada beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM yang sudah ditentukan. Siswa  yang tuntas sebanyak 72.41% , dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 27.59 % Atas dasar itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS di SDN Kebonsari 4 Malang.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2003:61).Konsep pembelajaran menurut Corey dalam  (Sagala, 2003:61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disegaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik.
Pembelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagi berikut:
a)      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dian lingkungannya.
b)      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan suatu masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c)      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial manusia.
d)     Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal.
Tujuan umum pembelajaran IPS adalah memperdayakan siswa agar memiliki kecakapan berpikir global, atau  membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-konsep IPS. Sedangkan tujuan khusus bidang studi IPS adalah siswa  mampu:
a)      Memahami dan mampu berperan berdasarkan aturan dan tanggung jawab dalam keluarga, masyarakat lingkungan, bangsa dan warga negara yang baik.
b)      Menghargai demokrasi dan mampu menjadi warga negara yang demokratis pula.
c)      Berpikir kritis dan mampu mengevaluasi informasi serta komunikasi secara aktif.
Interaksi Belajar Pembelajaran
Belajar menurut Anni (2004:4) merupakan proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Sedangkan menurut  Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.
Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar dan pembelajaran mempunyai dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Hubungan Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
Belajar menurut Slameto (2003) secara psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Definisi tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar dibutuhkan aktivitas sadar berarti melakukan perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.inovatif menunjukkan bahwa pembelajaran yg inovatif sangat baik digunakan dalam proses belajar mengajar, sebab siswa diharuskan mengeluarkan pendapatnya dan saling tukar pikiran dan mampu berkomunikasi.Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Pembelajaran dapat di katakan efektif jika dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus di capai. Dan menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran PAIKEM sebagai berikut: (1) kegiatan tatap muka, untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi.  (2) kegiatan tugas terstruktur, bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). (3) kegiatan mandiri tidak terstruktur, kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a.       Memahami sifat yang dimiliki anak
b.      Mengenal anak secara perorangan
c.       Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
e.       Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f.       Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
h.      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Secara garis besar mendeskripsikan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) yang diuraikan sebagai berikut:
Dari segi guru :
A = Aktif, guru aktif :
1)      Memantau kegiatan belajar siswa
2)      Memberi umpan balik
3)      Mengajukan pertanyaan yang menantang
4)      Mempertanyakan gagasan siswa
             I= Inovatif, guru inovatif :
1)      Mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
2)      Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
K = Kreatif, guru kreatif :
1)      Mengembangkan kegiatan yang beragam
2)      Membuat alat bantu belajar sederhana
            E = Efektif, guru efektif :
Mencapai tujuan pembelajaran
            M = Menyenangkan, pembelajaran :
            Tidak membuat siswa takut :
1)      Takut salah
2)      Takut ditertawakan
3)      Takut dianggap sepele
Dari segi siswa:
A = Aktif, siswa aktif :
1)      Bertanya
2)      Mengemukakan gagasan
3)      Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya
      I= Inovatif, siswa inovatif:
1)      Siswa mampu bernalar dengan baik
2)      Siswa mamputerbuka.
3)      Siswa pantang menyerah
     K = Kreatif, siswa kreatif :
1)      Merancang atau membuat sesuatu
2)      Menulis atau mengarang
E = Efektif, siswa efektif :
1)      Menguasai keterampilan yang diperlukan
2)      Siswa melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
M = Menyenangkan, pembelajaran
      Membuat siswa :
1)      Siswa semangat dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar
2)      Siswa tidak takut (berani) dan merasa aman dalam bertanya kepada guru dan siswa lain mengemukakan pendapatnya
Cara Mewujudkan PAIKEM
a)      Agar siswa aktif hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Guru bersahabat dan bersifat terbuka
2)      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat
3)      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
4)      Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban siswa
5)      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya
6)      Guru merespon dan menghargai semua jawaban siswa
b)      Agar siswa kreatif hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)      Guru tampil semangat, antusias, dan gembira
2)      Guru menciptakan suasana yang kondusif
Alasan Penerapan PAIKEM
1)      PAIKEM memungkinkan peserta didik dan guru bersama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran.
2)      PAIKEM memungkinkan peserta didik dan guru bersama-sama kreatif.
Kelebihan PAIKEM
1)      Paikem merupakan proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan dan bermakna.
2)      Paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
3)      Paikem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
4)      Menjadikan siswa memiliki keterampilan sosial dan keterampilan berkomunikasi.
5)      Paikem dapat memakai model pembelajaran apa saja tetapi harus sesuaikan dengan materi.
Kekurangan PAIKEM
1)      Membutuhkan waktu yang banyak
2)      Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreativitas
3)      Sering terjadi proses pembelajaran hanya fokus kepada permainannya saja.
4)      Membutuhkan persiapan yang matang.
Aktivitas Belajar
Sardiman (2004:98) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berpikir sebagai sesuatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dan menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.Jadi menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan unsur dasar yang terpenting bagi keberhasilan proses pembelajaran.
Hasil Belajar
Hasil merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar menurut  Hamalik (2002: 155) adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Jadi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif karena menyangkut kemampuan siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang akan dilaksanakan dalam dua siklus. Jenis penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan tujuan agar “mampu menawarkan cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil belajar” (Hamalik, 2005: 3). Selain itu penelitian tindakan kelas ini dianggap mudah karena hanya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan karena pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Karena peneliti sebagai instrumen utama yang berperan sebagai: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, serta (4) refleksi
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 4 Malang semester genap (dua) Tahun Pelajaran  2014/2015. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester dua tahun pelajaran 2014/2015 dengan pengambilan data bulan April 2015.
Instrumen Penelitian
1.    (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Digunakan sebagai acuan mengajar, yang terdiri dari SK, KD, Indikator, Tujuan pembelajaran, Bahan ajar, Strategi pembelajaran, Media dan sumber belajar, Langkah–langkah pembelajaran, dan evaluasi.
2.    Tahap pelakasanaan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang ditentukan, yaitu pembelajaran materi hubungan sosial dengan penerapan pembelajaran PAIKEM.
3.    Tahap observasi (pengamatan)
Kegiatan pengamatan adalah mengamati aktivitas siswa, proses pembelajaran, dan metode yang dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
4.    Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran dimaksudkan untuk memberi arah terhadap pembelajaran yang terjadi.
5.    Pedoman penilaian kegiatan pembelajaran
Pedoman penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar skenario pembelajaran dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran
6.      LKS (Lembar Kerja Siswa)
LKS ini digunakan untuk membantu anak dalam praktikum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan penerapan pembelajaran PAIKEM diperoleh data observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman penilaian keterlaksanaan pembelajaran yang dibagi menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yaitu, kegiatan pendahuluan, yang meliputi penyampaian apersepsi, tujuan pembelajaran dan acuan pembelajaran.
Dari data observasi keterlaksanaan skenario pembelajaran guru, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 79%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya 87% dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Keterlaksanaaan skenario pembelajaran siswa, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 76%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya adalah 88% dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Keterlaksanaaan skenario aktivitas guru, dengan menggunakan pedoman penilaian kegiatan pembelajaran dibagi menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang pertama pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I rata-ratanya 77%, sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II rata-ratanya 95% dengan kriteria sangat baik. Disini bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan skenario pada tahap siklus I dan siklus II sudah ada peningkatan.
Aktivitas Siswa Setelah Diterapkan  PAIKEM
Aktivitas siswa pada proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Yakni pada siklus I sebesar 75% dan pada siklus II sebesar 86%. Keaktifan siswa pada siklus I lebih rendah dari siklus II hal ini disebabkan sebagian siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan sehingga guru tidak mengerti apakah siswa sudah memahami materi tersebut atau belum, kemudian masih ada siswa yang tidak mau ikut berdiskusi dalam kelompok.
Usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan siswa merancang strategi persiapan mengajar dengan cara memberikan poin tambahan kepada siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan guru bidang studi untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I. Dengan adanya perbaikan pada siklus I, maka keaktifan siswa meningkat 86% pada siklus II.
Hasil Belajar Siswa Setelah Diterapkan Pembelajaran PAIKEM
Aktivitas guru dan siswa dalam setiap pembelajaran kurang bervariasi sehingga siswa cenderung bosan dan kurang bersemangat untuk belajar. PAIKEM ini lebih menekankan pada proses untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar, guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Pembelajaran ini dapat menumbuhkan kerjasama yang saling melengkapi antara guru dan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang membangkitkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS khususnya pada materi “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan siswa sekaligus untuk meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa. Pertanyaan yang diberikan oleh guru diawal pertemuan dijawab siswa bersama-sama karena siswa tidak berani menjawab sendiri-sendiri sehingga suasana kelas menjadi ramai dan guru harus menenangkan suasana kelas dengan memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa supaya tidak takut dalam menjawab, bertanya, mengemukakan pendapat, tidak takut ditertawakan. Keaktifan siswa dalam proses belajar pembelajaran juga menunjang kreativitas siswa, selain memberikan pertanyaan untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru memberikan tugas kelompok untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Keaktifan dan kreativitas yang dimiliki siswa dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, kemauan siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengungkapakan pendapat dan kreativitas dalam memecahkan atau menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru  yang dapat membuat siswa lebih teliti dan terampil  dan selalu memberikan penegasan kembali materi yang telah dipelajari pada setiap akhir pertemuan sehingga proses  belajar mengajar berjalan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Selama proses belajar mengajar guru menciptakan suasana yang menyenangkan, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa dan selalu mengingat untuk tidak takut salah, ditertawakan dan disepelekan dalam bertanya. Selain itu guru senantiasa memberikan pujian kepada setiap siswa yang mengalami kemajuan belajar.
1.      Hasil Tes Siklus I
Soal-soal tes yang diberikan pada siklus I diambil dari materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada pertemuan pertama dan kedua. Soal tes yang diberikan berjumlah 20 soal pilihan ganda. Tes diberikan pada pertemuan ketiga. Dari hasi tes pada siklus I ini, nilai yang diperoleh siswa meningkat dari hasil tes sebelum diberikan tindakan. Ketuntasan belajar siswa mencapai 83%.
2.      Hasil Tes Siklus II
Tes siklus II diambil dari materi pranata sosial pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil tes pada siklus II ini meningkat dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 89%.
Berdasarkan  hasil belajar yang telah diperoleh baik sebelum melakukan tindakan ataupun setelah melakukan tindakan. Adapun hasil belajar yang telah diperoleh sebelum tindakan atau kemampuan awal siswa dengan nilai rata-rata kelas adalah 79, dan hasil belajar pada pembalajaran tindakan siklus I dengan nilai rata-rata kelas adalah 83, sedangkan hasil belajar pada akhir pembejaran siklus II dengan rata-rata nilai kelas adalah 89 dengan kriteria baik. Disini bisa disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan PAIKEM dapat dikatakan meningkat.

KESIMPULAN
Berdasarkan paparan data dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa denganditerapkan penerapan pembelajaran PAIKEM pada materi “Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas VI  SDN Kebonsari 4 Malang yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang. Siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar yaitu pada siklus I dengan rata-rata skornya adalah 75% dan pada siklus II dengan rata-rata skornya 86%
2.      Penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kelas VI SDN Kebonsari 4 Malang. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I adalah 83% dengan kriteria cukup baik dan rata-rata nilai pada siklus II adalah 89% dengan kriteria baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anni. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurdin, Syarifudin. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara - See more at:http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/aktivitasbelajar.html#sthash.gagmxfCr.dpuf

Hamalik, Oemar. 2002, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grapindo Persada.

Sagala, 2003.Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Poerwadarminta.2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Umar. 2005. Jenis Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.