Minggu, 06 Juli 2014

Penelitian Dosen Pemula



Kode/Nama Rumpun Ilmu : 793/PGSD




USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA











STRATEGI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING






TIM PENGUSUL
Dra. Siti Halimatus Sakdiyah, S.Pd.M.Pd (NIDN : 0704086601)
Drs. Didik Iswahyudi, M.Pd (NIDN : 0718016803)








UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
Desember 2013



HALAMAN PENGESAHAN
 PENELITIAN DOSEN PEMULA


Judul Penelitian                              :   Strategi Media Gambar dan Model Pembelajaran
                                                              Kancing Gemerincing
Kode/ Nama Rumpun Ilmu          :   793/ PGSD
Ketua Peneliti
Nama Lengkap                                 :    Dra. Siti Halimatus Sakdiyah, SPd. MPd.
NIDN                                               :    0704086601
Jabatan Fungsional                           :    Asisten Ahli
Program Studi                                  :    FKIP/ PGSD
Nomor HP                                        :    082335578666 (03419696180)
Alamat surel (e-mail)                        :    sakdiyah_siti@yahoo.com
Anggota Peneliti (1)
Nama                                                :    Drs. Didik Iswahyudi, MPd.
NIDN                                               :    0718016803

Biaya Penelitian                              :   Diusulkan ke DIKTI              : Rp. 14.967.400
                                             :   Dana Internal PT         : -
                                             :   Dana Institusi lain       : -


Malang, 5 Desember 2013
Menyetujui :                                                  
Dekan, FKIP                                                                          






 

Mengetahui,
Ketua LPPM




Drs. Sudiyono, M.Pd.
NIPP : 298601106
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan     ...........................................................................................    i
Daftar Isi     ..............................................................................................................    ii
Ringkasan Penelitian     ..........................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN    
A.    Latar Belakang Permasalah     ..................................................................    1
B.     Rumusan Masalah     ..................................................................................    4
C.    Tujuan yang akan Dicapai     .....................................................................    4
D.    Ruang Lingkup Penelitian     .....................................................................    4
E.     Tarjet Luaran yang Dihasilkan     .............................................................    5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Media gambar     .........................................................................................    6
B.     Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar      ........................................    6
C.    Model Pembelajaran Kancing Gemerincing     ........................................    7
D.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Kancing Gemerincing     .........    8
E.     Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kancing Gemerincing     .............................................................................    8
F.     Hasil Belajar     ............................................................................................    9
G.    Pembelajaran IPS SD     .............................................................................    9
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Pembelajaran IPS SD     .............................................................................    12
B.     Data dan Proses Pengumpulan Data     ....................................................    14
C.    Analisis Data     ............................................................................................    15
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.    Anggaran Biaya     ......................................................................................    17
B.     Jadwal Penelitian     ....................................................................................    17
Daftar Pustaka     ....................................................................................................    19
Lampiran
RINGKASAN PENELITIAN


Keyword: Media gambar, Model Pembelajaran Kancing Gemerincing


Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Oleh sebab itu guru dalam melaksanakan pembelajaran mengupayakan bagaimana peserta didik mampu berkembang potensinya. Pendidikan pada anak sudah dimulai sejak dini melalui pendidikan informal dan berlanjut pada pendidikan formal. Dalam pendidikan formal, siswa diberikan berbagai matapelajaran. Salah satu diantaranya adalah IPS. Berkaitan dengan pelajaran IPS, banyak persepsi negative siswa tertuju kepadanya mulai dari matapelajaran yang membosankan sampai pada pelajaran pengantar tidur. Dengan kondisi ini, hasil belajar siswa yang dicapai rendah.
Hasil ulangan harian mata pelajaran IPS siswa kelas III yang berjumlah 45 siswa, menunjukkan bahwa 18 siswa atau 35% yang mencapai ketuntaasan minimal (KKM) yaitu nilai 70, sedangkan 65% tidak tuntas atau 27 siswa. Adapun siswa kelas IV  yang berjumlah 42 siswa, menunjukkan bahwa ketuntasan siswa hanya 18 siswa atau  40% yang mencapai ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 70. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa atau 60%. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing sebagai tindakan perbaikan pembelajaran IPS. Oleh sebab itu, penelitian yang dilakukan dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Permasalahan
       Undang-undang No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia  serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut memberikan arti bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya. Aktif disini dapat diartikan sebagai kegiatan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sehingga peran guru yaitu memfasilitasi agar proses konstruksi tersebut dapat terjadi. Pasal 6 UU No.14 tahun 2005 menyatakan bahwa “kedudukan guru dan dosen yang profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik”.
       Pendidikam merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran atau latihan-latihan agar ia mampu mengembangkan potensi dirinya, memiliki keterampilan, kecerdasan, berakhlak mulia dan menjadi manusia yang cakap dalam menjalankan tugas hidupnya secara mandiri, serta mampu menempatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat (Depdiknas, 2006). Sejak usia dini, manusia sudah mendapat pendidikan yang diawali dengan pendidikan informal dalam keluarga dan lingkungannya, pendidikan formal di sekolah dasar dan pendidikan nonformal di lembaga-lembaga kursus, pelatihan dan lain-lain.
       Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional di negara kita. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu global. Pembelajaran IPS bukan hanya sebatas pada upaya untuk mentransfer konsep dari guru kepada siswa yang bersifat hafalan belaka, tetapi lebih menekankan pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah mereka pelajari sebagai bekal dalam memahami dan menjalani kehidupan bermasyarakat di lingkungan yang dinamis, sehingga mereka mampu menjadi warga indonesia yang demokratis, bertanggungjawab dan menjadi warga dunia yang cinta damai. Hal ini menunjukkan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Oleh karena itu peningkatan mutu pembelajaran IPS harus benar-benar diperhatikan.
       Namun faktanya, saat ini motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS masih rendah. Dengan demikian mutu pembelajaran IPS pun belum bisa mencapai hasil yang optimal, karena masih banyak siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap mata pelajaran IPS. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan, materinya luas sehingga sulit untuk dipahami dan hanya bersifat hafalan saja, yang akibatnya mereka pun tidak tertarik dan merasa enggan untuk mempelajari IPS.
       Persepsi negatif tersebut juga dimiliki oleh siswa kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang. Terbukti dari hasil observasi peneliti saat proses pembelajaran IPS berlangsung yaitu pada hari Selasa 19 Maret 2013 dan  26 Maret 2013, antusiasme siswa ketika mengikuti pelajaran IPS masih sangat rendah. Sebagian besar dari mereka banyak yang bermain sendiri, merebahkan kepala di bangku, mengobrol dengan teman sebangku, asyik melamun bahkan sempat ada dua orang siswa yang bertengkar ketika guru menyampaikan pelajaran. dengan demikian tentunya berimbas pada kurang maksimalnya hasil belajar yang dicapai.
       Dari hasil ulangan harian mata pelajaran IPS siswa kelas III yang berjumlah 45 siswa, menunjukkan bahwa 18 siswa atau 35% yang mencapai ketuntaasan minimal (KKM) yaitu nilai 70, sedangkan 65% tidak tuntas atau 27 siswa. Adapun siswa kelas IV  yang berjumlah 42 siswa, menunjukkan bahwa ketuntasan siswa hanya 18 siswa atau  40% yang mencapai ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 70. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa atau 60%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas III dan IV SDN Kebonsari 4 Malang masih rendah atau di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
       Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang pada hari Selasa 26 Maret 2013, diperoleh informasi bahwa ketika proses pembelajaran IPS guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, sehingga kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh penjelasan guru saja dan membuat siswa menjadi pasif. Siswa belajar hanya dengan membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, kemudian mengerjakan soal-soal pada LKS (Lembar Kerja Siswa) sesuai materi yang sudah diajarkan. Dengan kondisi yang demikian maka tingkat pemahaman siswa kurang maksimal dan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Selanjutnya akan membuat siswa tidak tertarik untuk belajar IPS dan merasa bosan ketika guru menjelaskan materi dengan cara yang sama atau monoton.
       Dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang ditemukan bahwa (1) ketika proses pembelajaran berlangsung siswa pasif dan kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran, (2) siswa lebih senang mengobrol dan ramai dengan temannya daripada mendengarkan penjelasan guru, (3) siswa tidak aktif bertanya kepada guru ketika diberi kesempatan untuk bertanya dan ketika diberi pertanyaan oleh guru tidak ada yang mau menjawab, (4) siswa merasa jenuh dan bosan di dalam kelas, sehingga membuat siswa asyik mondar mandir di dalam kelas dan bermain sendiri daripada mengikuti pembelajaran dengan aktif, (5) ketika diberi soal-soal yang berkaitan dengan materi siswa cenderung menyontek jawaban temannya karena belum mengerti materi yang telah dijelaskan guru. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak menyenangkan dan monoton. Dengan metode ceramah akan membentuk siswa yang kurang aktif menjadi semakin pasif. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa ada kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan lebih yang dimiliki, seperti keberanian dalam menyampaikan hal yang belum dipahami maupun yang sudah dipahami. Akibatnya siswa merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung.
       Melalui kondisi pembelajaran yang demikian, maka perlu diadakan upaya untuk memperbaikinya agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan hasil belajar dapat ditingkatkan yang nantinya juga akan meningkatkan mutu pembelajaran IPS. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penerapan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Misalnya dengan cara penerapan model pemebelajaran yang tepat dimana dalam proses pembelajaran IPS, guru hendaknya lebih memberikan ruang berpikir dan mengutamakan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan ruang berpikir yang cukup, maka siswa akan lebih leluasa untuk menggali dan mengembangkan gagasan yang turut mendukung pengembangan potensi dirinya. Melalui keaktifan siswa akan lebih mudah untuk memahami materi, karena mereka mengalami, menghayati dan mengambil pelajaran dari pengalamannya, serta rasa percaya diri siswa akan terbangun. Salah satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah model pembelajaran kancing gemerincing.
           Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul  Strategi Media Gambar dan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing untuk meningkatkan Pemahaman Keragaman Suku Bangsa dan Budaya”.
B.  Perumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah media gambar yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya?
2.      Bagaimanakah model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya?
3.      Bagaimanakah media gambar dan model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya?

C.  Tujuan Penelitian
       Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian pustaka di atas maka peneliti dapat menuliskan tujuan sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan media gambar yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya.
2.      Mendeskripsikan model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya
3.      Mendeskripsikan media gambar dan model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya

D.  Ruang Lingkup Penelitian
       Untuk membatasi pembahasan dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian yang digunakan dideskripsikan dalam aspek-aspek berikut
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 4 Malang yang beralamat di Jalan A.Satsui Tubun Gang IV No.210 Malang.
2.      Media gambar yang dipakai diantaranya: pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, alat musik daerah dan senjata tradisional pada propinsi-propinsi di Indonesia.
3.      Model pembelajaran kancing gemerincing ini dapat menggunakan kancing-kancing, bisa juga dengan benda-benda kecil seperti biji-bijian, kacang merah, kelereng dan lain-lain. Model ini digunakan untuk membantu proses belajar siswa dalam berdiskusi, menjawab soal dan mengeluarkan pendapatnya. Model ini juga dapat menumbuhkan semangat kerjasama dan toleransi antar kelompok, karena masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.
4.      Subyek Penelitian
Penelitian ini akan melibatkan 2 kelas yaitu kelas III dan kelas IV (karena pada kelas ini sama-sama menerima materi yang sama yaitu keanekaragaman suku bangsa dan budaya)

E.  Target Luaran yang Dihasilkan
       Luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal Nasional terakreditasi dan tidak terakreditasi, serta untuk pengembangan buku ajar.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Media Gambar
        Media gambar adalah benda visual dua dimensi yang merupakan gambaran dari macam-macam obyek dan peristiwa. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain.
a). Peta
             Peta merupakan gambaran rata tentang permukaan bumi yang terdiri dari permukaan tanah dan air dengan menggunakan garis, simbol dan warna. dalam peta terdapat beberapa jenis. Pertama, peta keadaan alam yang menggambarkan permukaan bumi, kedaan tanah dan air, kedalaman laut disertai gambaran mengenai semua keadaan alam seperti gunung, lembah, dataran rendah dan lain-lain. Kedua, politik yang menunjukkan daerah pemerintahan atau luas wilayah politik negara tertentu. Ketiga, politik peta khusus untuk maksud tertentu misalnya peta sejarah dan lain-lain.
b). Gambar Diam
              Gambar diam adalah benda visual dua dimensi yang merupakan gambaran dari orang atau tempat suatu kejadian. Misalnya gambar pakaian adat beberapa propinsi di Indonesia, gambar rumah adat maupun tarian adat, alat musik tradisional, dan senjata tradisional  di seluruh propinsi di Indonesia.
c). Foto
             Foto merupakan hasil pemotretan suatu obyek atau peristiwa yang bisa dibawa ke dalam ruang. Media gambar harus dipilih dan dipergunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran, artinya tidak bisa gambar-gambar itu hanya dipertunjukkan secara tersendiri melainkan harus dipadukan pada materi pelajaran tertentu. Namun demikian terlalu banyak mempergunakan gambar pada saat yang sama akan merugikan proses pembelajaran. oleh sebab itu dalam penggunaan media, gambar harus dipilih intinya saja yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

B.       Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
      Kelebihan Media Gambar dalam. proses pembelajaran antara lain
a.    Mudah dimanfaatkan karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan lain.
b.    Harganya relatif murah dan cara memperolehnya mudah.
c.    Dapat digunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang dan berbagai disiplin ilmu.
d.   Gambar dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis.
e.    Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu karena tidak semua obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa siswa untuk dibawa ke tempat peristiwa tersebut.
Kelemahan media gambar dalam proses pembelajaran antara lain.
a.    Tidak cukup besar ukurannya bila dipergunakan untuk pembelajaran kelompok besar.
b.    Gambar merupakan benda dua dimensi sehingga sulit untuk melukiskan bentuk sebenarnya.
c.    Gambar bersifat statis.
       Melihat kelebihan dan kelemahan dari media gambar di atas maka diharapkan setiap guru hendaknya mengetahui media pembelajaran mana yang dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam situasi pembelajaran yang diharapkan. untuk itu penggunaan media harus tepat atau sesuai dengan tujuan pembelajaran. melalui penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. jadi media yang digunakan oleh guru haruslah sesuai dengan materi dan tingkat kemampuan siswa serta lingkungan belajarnya.

C.      Model Pembelajaran Kancing Gemerincing
       Di dalam metode pembelajaran kooperatif terdapat berbagai model/ tipe, salah satunya  adalah kancing gemerincing. model kancing gemerincing adalah model yang digunakan untuk melatih kerjasama, komunikasi dan memberi kesempatan untuk berpendapat dalam kerja kelompok. model ini dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dengan motivasi belajar siswa yang tinggi.
       Metode pembelajaran kooperatif model kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran serta untuk semua tingkatan usia siswa (Lie, 2008 :63). Ciri utama dari model kancing gemerincing adalah memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
       Model pembelajaran kancing gemerincing ini dapat menggunakan kancing-kancing, bisa juga dengan benda-benda kecil seperti biji-bijian, kacang merah, kelereng dan lain-lain. Model ini digunakan untuk membantu proses belajar siswa dalam berdiskusi, menjawab soal dan mengeluarkan pendapatnya. Model ini juga dapat menumbuhkan semangat kerjasama dan toleransi antar kelompok, karena masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.

D.      Langkah-langkah Model Pembelajaran Kancing Gemerincing
       Langkah-langkah pembelajaran model kancing gemerincing (Anita Lie, 2007 : 63) adalah sebagai berikut.
a.       Guru menyiapkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing atau bisa juga dengan benda-benda kecil lainnya, seperti biji-bijian, potongan sedotan dan lain-lain.
b.      Sebelum  kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
c.       Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, maka dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok.
d.      Jika kancing yang dimiliki oleh seorang siswa telah habis, maka siswa tersebut tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mreka.
e.       Jika semua kancing sudah habis sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

E.       Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing
       Kelebihan metode pembelajaran kooperatif model kancing gemerincing yaitu dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa, masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka, dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
       Sedangkan kelemahan metode pembelajaran kooperatif model kancing gemerincing adalah tidak semua kelompok dapat dipantau oleh guru ketika proses diskusi kelompok berlangsung dan waktu yang dibutuhkan juga banyak. Model ini sewaktu kegiatan diskusi kelompok guru harus lebih intensif untuk membimbing dan mengamati kerja siswa dalam masing-masing kelompok. Selain itu, guru juga harus teliti dan mampu mengatur proses pembelajaran agar tidak menyita jam mata pelajaran lain, serta pembicaraan yang terjadi pada siswa tidak akan melebar kemana-mana.

F.       Hasil Belajar
       Setelah melakukan proses pembelajaran, tentunya akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar dari siswa berupa nilai/ angka atau predikat baik memuaskan maupun kurang memuaskan. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur melalui tes tulis, baik penilaian proses maupun penilaian akhir.
       Dalam proses pembelajaran hasil belajar siswa sangat penting diketahui oleh guru, hal ini agar guru dapat merancang pembelajaran secara tepat dan penuh makna. Howard Kingsley dalam Sudjana (2009, 45) membagi 3 hasil belajar yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Menurut Abdurrahman hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (dalam Asep Jihad, 2009 : 14). belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
     Karena penelitian ini dalam bidang IPS maka hasil belajarnya kemampuan dalam memahami materi IPS. Menurut Abdul Majid (2008) guru diharapkan melaksanakan hasil penilaian secara berkesinambungan. Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil belajar yang direncanakan sebelumnya.

G.      Pembelajaran IPS SD
1.    Hakikat dan Karakteristik Pelajaran IPS.
         IPS merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang mempunyai peranan penting. Sebab mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu memahami pengertian dan karakteristik IPS, tujuan pembelajaran IPS, ruang lingkup IPS dan materi dalam pembelajarab IPS.
       Karakteristik dariii mata pelajaran IPS adalah pada upayanya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik, berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan diantara warga masyarakat, sehingga terjalin persatuan dan  kesatuan bangsa. Hal tersebut dapat dibangun apabila diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik itu perbedaan pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan lain-lain.
       Menurut Barth and Shermis, telaah dan hakikat IPS ada 3, diantaranya (1) pewarisan budaya (citizenship transmission) yang menurut nereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar, (b) ilmu sosial (social science tradition) yakni sifat-sifat kewargaan dapat diperoleh melalui pemahamann tentang segi metodologis ilmu sosial dan (3) inquiri reflektif (reflektive inquiry) dalam anggapan kewargaan tercermin dari kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sart nilai dan bagaimana menelaahnya.
2.    Pengertian IPS.
       Mary Weaver (2003), menyebutkan bahwa pembelajaran IPS untuk anak-anak harus konkret bukan simbolik. Apabila anak menyatakan dirinya laki-laki maka harus bercelana, berambut pendek, apabila perempuan harus memaakai rok dan memiliki rambut yang panjang. Untuk namapun juga demikian, Niko, Joko, Budi adalah nama laki-laki, sedangkan perempuan bernama Rahayu, Ratna, Nila dan seterusnya.
3.    Tujuan Pelajaran IPS.
       Tujuan pelajaran IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial. Selain disajikan secara terpadu (integrated) IPS bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam mengeksplorasi kemampuannya dalam lingkungan sosialnya di masyarakat. Diharapkan mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya dengan baik.
       Sedangkan menurut Hamid Hasan (2009) tujuan IPS dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu (a) pengembangan kemampuan intelektual siswa, (b) pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta (3) pengembangan diri siswa. Dengan demikian jadi mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Juga mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, serta memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis dan memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.    Ruang Lingkup IPS SD.
       Menurut Handoyo (2004, 35) ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi hal-hal yang berkaitan dengan (1) keluarga, (2) wilayah sekitar, (3) wilayah propinsi, (4) pemerintah daerah, (5) negara Republik Indonesia, (6) pengenalan kawasan dunia dan (7) kegiatan ekonomi. Sedangkan dalam kurikulum SD materi yang diajarkan sebagai berikut: kelas I tentang kehidupan di rumah dan sekitarnya, kelas II hak dan kewajiban keluarga, kelas III tentang lingkungan keluarga, RT, RW, kelurahan, kecamatan dan kota administratif. Kelas IV mengenai seluruh tanah air, mata angin, peta, sumberdaya alam, keragaman suku bangsa dan budaya, komunikasi dan transportasi. Kelas V peninggalan sejarah (Hindu, Budha, Islam), kenampakan alam dan buatan, perjuangan melawan penjajah dan kelas VI sudah semakin meluas yaitu tentang globalisasi sbagai potensi bangsa, penerapan nilai-nilai Pancasila, koperasi dan perekonomian, gejala alam dan sosial di Indonesia dan negara tetangga, kenampakan alam dunia serta pelaksanaan hak azasi manusia dalam masyarakat.
5.    Tinjauan Materi IPS SD (Keragaman Suku Bangsa dan Budaya).
       Materi keragaman suku bangsa dan budaya dengan kompetensi dasar (KD) menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/ kota, propinsi). Sedangkan idikatornya ada 5, diantaranya (1) menjelaskan tentang keragaman suku bangsa di propinsi setempat, (2) menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman, (3) menjelaskan daerah asal seni budaya di propinsi setempat, (4) memberi contoh cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat, (5) memberikan contoh cara melestarikan keragaman suku bangsa dan budaya setempat.












BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan  Penelitian
       Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh data verbal, yang berupa ungkapan siswa dalam menyelesaikan lembar tugas secara  individu maupun secara kelompok. Berdasarkan penjelasan tersebut, Moleong (2006:8-13) berpendapat bahwa pendekatan kualitatif memenuhi karakteristik sebagai berikut: (1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat (instrumen), (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) lebih mementingkan proses dari pada hasil dan (6) desain yang bersifat sementara.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK model siklus. Dalam model ini tindakan pembelajarannya dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara siklus tersebut diharapkan semakin lama akan semakin dapat meningkatkan perolehan hasil belajar siswa. Adapun model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998) terlihat pada gambar sebagai berikut :











Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Rencana Tindakan
Siklus I
Rencana Tindakan
Refleksi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Siklus III
Rencana Tindakan
Refleksi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Siklus II
 

















Penelitian ini dilaksanakan di SD Kebonsari 4 Malang. Subyek penelitian adalah siswa SD di kelas III dan IV  sebanyak 87 siswa, yang terbagi kelas III berjumlah 45 siswa, kelas IV berjumlah 42 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan teknik observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk menggali data mengenai proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar anak dalam memahami dan mempelajari konsep keragaman suku bangsa dan budaya.
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan setiap siklus PTK ini ada 4 tahap : identifikasi masalah, menyusun rencana tindakan, observasi, dan refleksi (Aqip, 2008 :23). Data yang diperoleh didalam setiap siklus penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Kegiatan analisis ini dimaksudkan untuk mengolah data pada masing-masing siklus. Apakah terdapat peningkatan pemahaman anak terhadap materi keragaman suku bangsa dan budaya setelah dilakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar dan model kancing gemerincing. Cara yang ditempuh untuk menganalisis hasil kerja murid adalah dengan melihat dan membandingkan hasil praktek pada masing-masing siklus. Apabila skor hasil tersebut mengalami peningkatan dapatlah diartikan bahwa pemahaman siswa terhadap keragaman suku bangsa dan budaya telah mengalami peningkatan.
B.     Data dan Proses Pengumpulan Data
1.      Data
       Data yang diperlukan dalam penelitian ini, terdiri dari
a)      Hasil jawaban lembar tugas siswa
b)      Angket respon siswa dalam proses pembelajaran
c)      Observasi
d)     wawancara
e)      Validasi
2.      Proses Pengumpulan Data
       Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dideskripsikan seperti tabel berikut ini
D a t a
Prosedur Pengumpulan Data
Hasil jawaban lembar tugas siswa
Lembar tugas yang diberikan ada 2 macam:
1.      Tugas individu
2.      Tugas kelompok
Angket respon siswa dalam proses pembelajaran
1.      Keaktifan
2.      Kerjasama
3.      Solidaritas
Observasi
Data observasi ini dibuat untuk memperoleh data autentik di lapangan seperti: 1) bagaimana proses pembelajaran didalam kelas berlangsung, 2) media apa saja yang dipakai dalam proses pembelajaran dan model pembelajaran yang dipakai di kelas, 3) bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data:
1.      Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran (misalnya dalam menggunakan media dan model pembelajaran)
2.      Kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga nilainya kurang dari KKM)
Validasi
Data validasi peneliti gunakan untuk melihat bahwa lembar kerja dalam keadaan valid/ tidak valid. Untuk memperoleh data ini, maka peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat/ sama-sama mengajar mata kuliah IPS-SD untuk mengoreksi lembar kerja yang kami buat

C.    Analisis Data
       Analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif, yang merujuk kepada pendapat Miles and Huberman yang meliputi tiga (3) langkah, yaitu:
1.      Reduksi  data
       Reduksi data adalah kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua data mentah dan kasar yang telah diperoleh. Reduksi data dapat dilakukan dengan memilih, menyederhanakan, menggolongkan sekaligus menyeleksi informasi yang relevan dengan masalah penelitian.
2.      Penyajian  data
        Penyajian data adalah kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara naratif untuk mendeskripsikan bagaimana proses penggunaan media dan pembelajaran kancing gemerincing yang dilakukan dari subyek penelitian baik secara individu maupun kelompok.
3.      Penarikan kesimpulan
       Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan simpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup pencarian makna data serta pemberian penjelasan. Kegiatan verifikasi merupakan kegiatan mencari validitas simpulan.




























BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A.     Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang diusulkan
1
Gaji dan Upah (25%)
Rp.  3.000.000,00
2
Bahan habis pakai dan peralatan (50%)
Rp.  7.985.800,00
3
Perjalanan (Maksimal 12%)
Rp.  1.800.000,00
4
Publikasi, seminar, laporan, penggandaan bahan seminar (13%)
Rp.  2.250.000,00

Jumlah Dana
Rp.14.985.800,00

B.     Jadwal Penelitian
       Penelitian ini direncanakan dalam waktu 12 bulan, yang terjadwal sebagai berikut:    
Bulan ke
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Pretes materi prasyarat untuk menentukan subyek penelitian
X











Penentuan subyek penelitian berdasarkan pretes

X










Penyusunan bahan-bahan penelitian (RPP, LKS, format observasi, wawancara, tes)


X
X








Pengambilan data




X
X
X
X
X



Penyusunan laporan hasil penelitian








X
X


Seminar hasil penelitian










X
X


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2010,  Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta.
Aqip Zainal, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Yrama Widya.
Budiningsih, Asri, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta
Handoyo, Budi dkk, 2003, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial SD Terpadu, Malang, Geografi Spektrum Press.
Iman Sukiman, 1999, Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD, Bandung, Depdikbud Propinsi Jawa Barat.
Isjoni, 2011, Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung, Alfabeta.
Masnur, Muslich, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Bumi Aksara.
Miles, M.B & Huberman, A.M, 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta, UI-Press
Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan SKKD, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Nurkancana, Wayan, 2000, Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya, Usaha Nasional.
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grasindo Persada.
Solihatin, Etin, Raharjo, 2011, Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta, Bumi Aksara.
Sunarso dan Anis Kusuma, 2008, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI Kelas III, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sardjiyo dkk, 2008, Pendidikan IPS di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Sakdiyah, Siti Halimatus, 2010, Bahan Ajar Pembelajaran IPS SD, Universitas Kanjuruhan Malang.
Trianto, 2007, Pembelajaran Model-model Inovatif  Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
Tantya Hisnu, Winardi, 2008, , Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI Kelas IV, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-undang No. 14 Tahun  2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winataputra, S, Udin dkk, 2007, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Wardahani, IGAK dkk, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wahab, Abdul aziz, 2009, Metode dan Model-model Mengajar IPS, Bandung, Alfabeta.









Biodata Ketua dan Anggota
Ketua
A.    Identitas Diri
Nama Lengkap                        : Dra. Siti Halimatus Sakdiyah S.Pd. M.Pd.
Jenis Kelamin                          : Perempuan
N I D N                                   : 07 040866 01
Disiplin Ilmu                           : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pangkat/ Golongan                 : III/ b-Penata Muda Tk I
Jabatan Fungsional                  : Asisten Ahli
Fakultas/ Prodi                        : FKIP/ PGSD
Alamat                                      : Jalan Aipda Satsui Tubun Gang IV RT.3 RW.5 Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sukun Kodya Malang. Telp/ HP: 0341-9696180/ 082335578666.
B.     Riwayat Pendidikan
Tahun lulus
Program Pendidikan (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor
Perguruan Tinggi
Jurusan/ Program Studi
Nama/ Gelar
1990
Sarjana S-1
IKIP PGRI Malang
Pendidikan Geografi
Dra
1995
Sarjana S-1
IKIP Bandung
Pendidikan IPS-SD
Sarjana Pendidikan
2009
Magister S-2
Universitas Kanjuruhan Malang
Pendidikan IPS
Magister Pendidikan

C.    Pengalaman penelitian 5 Tahun Terahir
Tahun
Judul Penelitian
Ketua/ Anggota Tim
Sumber Dana
2009
Pengaruh Persepsi tentang Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V di SDN Kebonsari 4 Malang
Ketua
Mandiri
2010
Penerapan PAKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar Optimal Siswa Kelas B di TK Insan Harapan Bago Besuk Probolinggo
Ketua
Mandiri
2012
Upaya Meningkatkan Pemahaman Identitas Diri Melalui Pemanfaatan Bahan Manipulatif Siswa Kelas I SD Islam Al Hikmah Gadang Malang
Ketua
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang
2013
Peningkatan Pemahaman Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Media Gambar dan Model Kancing Gemerincing Siswa Kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang
Ketua
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang

D.    Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Tahun
Jenis/ Nama Kegiatan
Tempat
2010
Cooperative Learning Model Jigsaw sebagai Upaya Peningkatan Wawasan dan Pemahaman Materi IPS pada Guru SDN Kebonsari 4 Malang
SDN Kebonsari 4 Malang
2012
Analisis SWOT Untuk Pengembangan SKKD Mata Pelajaran IPS
SD Islam Al Hikmah Gadang Malang

E.     Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Penerapan PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Optimal Siswa Kelas B di TK Insan Harapan Bago Besuk Probolinggo. Jurnal Inspirasi Pendidikan, Volume 1 Nomer 2 Januari 2012 (ISSN: 2088-9704)
F.     Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 Tahun Terakhir
-
G.    Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
1
Pembelajaran IPS SD
2010
150
Prodi PGSD Unikama
2
Ilmu Pengetahuan Sosial SD
2012
150
Prodi PGSD Unikama

H.    Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
- belum ada
       I.  Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial lainnya dalam 5
            Tahun terakhir
            - belum ada
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
     - belum ada

       Semua data yang saya cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

                                                                                    Malang, 5 Desember 2013
                                                                                    Pengusul


                                                                                    Dra. Siti Halimatus S, S.Pd.M.Pd














Anggota
A.    Identitas Diri
Nama Lengkap                        : Drs. Didik Iswahyudi, M.Pd
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
N I D N                                   : 07 180168 03
Disiplin Ilmu                           : Ilmu Pengetahuan Sosial
Jabatan Fungsional                  : Asisten Ahli
Golongan/ Pangkat                 : III-a/ Penata Muda
Fakultas/ Prodi                         : FKIP/ PGSD
Alamat Rumah                         : Jalan Raya Kepuh Gang 10 No.54 RT.8 RW.5 Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kodya Malang. Telp. 0341-5479699/ HP 081333229904

B.     Riwayat Pendidikan
Tahun lulus
Program Pendidikan (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor
Perguruan Tinggi
Jurusan/ Program Studi
Nama/ Gelar
1993
Sarjana S-1
IKIP PGRI Malang
PPKn
Drs
2009
Magister S-2
Universitas Kanjuruhan Malang
Pendidikan IPS
Magister Pendidikan

C.    Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terkhir
Tahun
Judul Penelitian
Ketua/ Anggota Tim
Sumber Dana
2009
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS (Studi terhadap siswa Kelas V SDN Bandungrejosari I Malang)
Ketua
Mandiri
2010
Pengaruh Ketaatan Siswa Pada Peraturan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKN siswa Kelas V SDN Bakalan Krajan 2 Kecamatan Sukun Kota Malang
Ketua
Mandiri
2012
Upaya Meningkatkan Pemahaman Identitas Diri Melalui Pemanfaatan Bahan Manipulatif Siswa Kelas I SD Islam Al Hikmah Gadang Malang
Anggota
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang

D.    Pengabdian kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Tahun
Jenis/ Nama Kegiatan
Tempat
2010
Pelatihan Pembuatan Majalah Dinding Sekolah Pada Siswa Kelas V dan VI SDN Bakalan Krajan 2 Kecamatan Sukun Kota Malang
SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang

E.     Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
-          Belum ada
F.     Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 Tahun Terakhir
-           Belum ada
G.    Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
-          Belum ada
H.    Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
-     Belum ada
       I.  Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial lainnya dalam 5
            Tahun terakhir
            -     Belum ada
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
     -     Belum ada




       Semua data yang saya cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

                                                                                    Malang, 5 Desember 2013
                                                                                    Pengusul


                                                                                    Drs. Didik Iswahyudi, M.Pd




Tidak ada komentar:

Posting Komentar