Kode/Nama Rumpun Ilmu : 793/PGSD
USULAN
PENELITIAN
DOSEN PEMULA
STRATEGI
MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING
TIM
PENGUSUL
Dra.
Siti Halimatus Sakdiyah, S.Pd.M.Pd (NIDN : 0704086601)
Drs.
Didik Iswahyudi, M.Pd (NIDN : 0718016803)
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
Desember
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Judul Penelitian : Strategi Media
Gambar dan Model Pembelajaran
Kancing
Gemerincing
Kode/ Nama Rumpun
Ilmu :
793/
PGSD
Ketua Peneliti
Nama Lengkap :
Dra.
Siti Halimatus Sakdiyah, SPd. MPd.
NIDN : 0704086601
Jabatan Fungsional :
Asisten
Ahli
Program Studi :
FKIP/
PGSD
Nomor HP : 082335578666
(03419696180)
Alamat surel (e-mail) : sakdiyah_siti@yahoo.com
Anggota
Peneliti (1)
Nama : Drs. Didik Iswahyudi, MPd.
NIDN :
0718016803
Biaya
Penelitian :
Diusulkan ke DIKTI : Rp. 14.967.400
: Dana Internal PT :
-
:
Dana
Institusi lain : -
Malang, 5 Desember 2013
Menyetujui :
Dekan, FKIP
Mengetahui,
Ketua LPPM
Drs. Sudiyono, M.Pd.
NIPP : 298601106
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
........................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Ringkasan Penelitian
.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalah .................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah
.................................................................................. 4
C.
Tujuan yang akan Dicapai ..................................................................... 4
D.
Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 4
E.
Tarjet Luaran yang Dihasilkan ............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Media gambar ......................................................................................... 6
B.
Kelebihan
dan Kelemahan Media Gambar ........................................ 6
C.
Model
Pembelajaran Kancing Gemerincing ........................................ 7
D.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kancing Gemerincing ......... 8
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kancing Gemerincing ............................................................................. 8
F.
Hasil
Belajar ............................................................................................ 9
G.
Pembelajaran
IPS SD ............................................................................. 9
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Pembelajaran
IPS SD ............................................................................. 12
B.
Data
dan Proses Pengumpulan Data .................................................... 14
C.
Analisis Data ............................................................................................ 15
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.
Anggaran Biaya ...................................................................................... 17
B.
Jadwal Penelitian .................................................................................... 17
Daftar Pustaka .................................................................................................... 19
Lampiran
RINGKASAN PENELITIAN
Keyword: Media gambar, Model Pembelajaran Kancing
Gemerincing
Pendidikan
bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Oleh sebab itu guru dalam
melaksanakan pembelajaran mengupayakan bagaimana peserta didik mampu berkembang
potensinya. Pendidikan pada anak sudah dimulai sejak dini melalui pendidikan
informal dan berlanjut pada pendidikan formal. Dalam pendidikan formal, siswa
diberikan berbagai matapelajaran. Salah satu diantaranya adalah IPS. Berkaitan
dengan pelajaran IPS, banyak persepsi negative siswa tertuju kepadanya mulai
dari matapelajaran yang membosankan sampai pada pelajaran pengantar tidur.
Dengan kondisi ini, hasil belajar siswa yang dicapai rendah.
Hasil
ulangan harian mata pelajaran IPS siswa kelas III yang berjumlah 45 siswa,
menunjukkan bahwa 18 siswa atau 35% yang mencapai ketuntaasan minimal (KKM)
yaitu nilai 70, sedangkan 65% tidak tuntas atau 27 siswa. Adapun siswa kelas
IV yang berjumlah 42 siswa, menunjukkan
bahwa ketuntasan siswa hanya 18 siswa atau
40% yang mencapai ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 70. Sedangkan
siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa atau 60%. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh
guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kancing
gemerincing sebagai tindakan perbaikan pembelajaran IPS. Oleh sebab itu,
penelitian yang dilakukan dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Permasalahan
Undang-undang No.20 tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut memberikan arti
bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan perlu memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Aktif disini dapat diartikan sebagai kegiatan siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuan sehingga peran guru yaitu memfasilitasi agar proses konstruksi
tersebut dapat terjadi. Pasal 6 UU No.14 tahun 2005 menyatakan bahwa “kedudukan
guru dan dosen yang profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik”.
Pendidikam merupakan usaha secara sadar dan
terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran atau
latihan-latihan agar ia mampu mengembangkan potensi dirinya, memiliki
keterampilan, kecerdasan, berakhlak mulia dan menjadi manusia yang cakap dalam
menjalankan tugas hidupnya secara mandiri, serta mampu menempatkan diri dalam
kehidupan bermasyarakat (Depdiknas, 2006). Sejak usia dini, manusia sudah
mendapat pendidikan yang diawali dengan pendidikan informal dalam keluarga dan
lingkungannya, pendidikan formal di sekolah dasar dan pendidikan nonformal di
lembaga-lembaga kursus, pelatihan dan lain-lain.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional di negara kita. IPS merupakan
salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu global. Pembelajaran IPS bukan hanya
sebatas pada upaya untuk mentransfer konsep dari guru kepada siswa yang
bersifat hafalan belaka, tetapi lebih menekankan pada upaya agar mereka mampu
menjadikan apa yang telah mereka pelajari sebagai bekal dalam memahami dan
menjalani kehidupan bermasyarakat di lingkungan yang dinamis, sehingga mereka
mampu menjadi warga indonesia yang demokratis, bertanggungjawab dan menjadi
warga dunia yang cinta damai. Hal ini menunjukkan bahwa IPS merupakan salah
satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Oleh karena
itu peningkatan mutu pembelajaran IPS harus benar-benar diperhatikan.
Namun faktanya, saat ini motivasi dan
hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS masih rendah. Dengan demikian
mutu pembelajaran IPS pun belum bisa mencapai hasil yang optimal, karena masih
banyak siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap mata pelajaran IPS.
Sebagian besar siswa beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang
membosankan, materinya luas sehingga sulit untuk dipahami dan hanya bersifat
hafalan saja, yang akibatnya mereka pun tidak tertarik dan merasa enggan untuk
mempelajari IPS.
Persepsi negatif tersebut juga dimiliki
oleh siswa kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang. Terbukti dari hasil observasi peneliti
saat proses pembelajaran IPS berlangsung yaitu pada hari Selasa 19 Maret 2013
dan 26 Maret 2013, antusiasme siswa
ketika mengikuti pelajaran IPS masih sangat rendah. Sebagian besar dari mereka
banyak yang bermain sendiri, merebahkan kepala di bangku, mengobrol dengan
teman sebangku, asyik melamun bahkan sempat ada dua orang siswa yang bertengkar
ketika guru menyampaikan pelajaran. dengan demikian tentunya berimbas pada
kurang maksimalnya hasil belajar yang dicapai.
Dari hasil ulangan harian mata pelajaran
IPS siswa kelas III yang berjumlah 45 siswa, menunjukkan bahwa 18 siswa atau
35% yang mencapai ketuntaasan minimal (KKM) yaitu nilai 70, sedangkan 65% tidak
tuntas atau 27 siswa. Adapun siswa kelas IV yang berjumlah 42 siswa, menunjukkan bahwa
ketuntasan siswa hanya 18 siswa atau 40%
yang mencapai ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 70. Sedangkan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 24 siswa atau 60%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas III dan IV SDN Kebonsari 4 Malang
masih rendah atau di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi dengan guru kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang pada hari Selasa 26 Maret
2013, diperoleh informasi bahwa ketika proses pembelajaran IPS guru hanya
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, sehingga kegiatan pembelajaran
hanya didominasi oleh penjelasan guru saja dan membuat siswa menjadi pasif.
Siswa belajar hanya dengan membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, kemudian
mengerjakan soal-soal pada LKS (Lembar Kerja Siswa) sesuai materi yang sudah
diajarkan. Dengan kondisi yang demikian maka tingkat pemahaman siswa kurang
maksimal dan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Selanjutnya
akan membuat siswa tidak tertarik untuk belajar IPS dan merasa bosan ketika
guru menjelaskan materi dengan cara yang sama atau monoton.
Dari hasil observasi dan wawancara
dengan siswa kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang ditemukan bahwa (1) ketika proses
pembelajaran berlangsung siswa pasif dan kurang bersemangat untuk mengikuti
pelajaran, (2) siswa lebih senang mengobrol dan ramai dengan temannya daripada
mendengarkan penjelasan guru, (3) siswa tidak aktif bertanya kepada guru ketika
diberi kesempatan untuk bertanya dan ketika diberi pertanyaan oleh guru tidak
ada yang mau menjawab, (4) siswa merasa jenuh dan bosan di dalam kelas,
sehingga membuat siswa asyik mondar mandir di dalam kelas dan bermain sendiri
daripada mengikuti pembelajaran dengan aktif, (5) ketika diberi soal-soal yang
berkaitan dengan materi siswa cenderung menyontek jawaban temannya karena belum
mengerti materi yang telah dijelaskan guru. Hal ini disebabkan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak menyenangkan dan monoton. Dengan
metode ceramah akan membentuk siswa yang kurang aktif menjadi semakin pasif.
Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa ada kesempatan bagi mereka untuk
menunjukkan kemampuan lebih yang dimiliki, seperti keberanian dalam
menyampaikan hal yang belum dipahami maupun yang sudah dipahami. Akibatnya
siswa merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Melalui kondisi pembelajaran yang
demikian, maka perlu diadakan upaya untuk memperbaikinya agar proses
pembelajaran lebih menyenangkan dan hasil belajar dapat ditingkatkan yang
nantinya juga akan meningkatkan mutu pembelajaran IPS. Salah satu solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penerapan pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Misalnya dengan cara penerapan
model pemebelajaran
yang tepat dimana dalam proses pembelajaran IPS, guru hendaknya lebih
memberikan ruang berpikir dan mengutamakan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan memberikan ruang berpikir yang cukup, maka siswa akan
lebih leluasa
untuk menggali dan mengembangkan gagasan yang turut mendukung pengembangan
potensi dirinya. Melalui keaktifan siswa akan lebih mudah untuk memahami
materi, karena mereka mengalami, menghayati dan mengambil pelajaran dari
pengalamannya, serta rasa percaya diri siswa akan terbangun. Salah satu model
pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah model pembelajaran kancing
gemerincing.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang
berjudul
“Strategi Media Gambar dan Model
Pembelajaran Kancing Gemerincing untuk meningkatkan Pemahaman Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya”.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
media gambar yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya?
2. Bagaimanakah
model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku
bangsa dan budaya?
3. Bagaimanakah
media gambar dan model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman
keragaman suku bangsa dan budaya?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan
kajian pustaka di atas maka peneliti dapat menuliskan tujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan
media gambar yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku bangsa dan
budaya.
2. Mendeskripsikan
model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman keragaman suku
bangsa dan budaya
3. Mendeskripsikan
media gambar dan model kancing gemerincing yang dapat meningkatkan pemahaman
keragaman suku bangsa dan budaya
D.
Ruang
Lingkup Penelitian
Untuk membatasi pembahasan dalam
penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian yang digunakan dideskripsikan
dalam aspek-aspek berikut
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SDN Kebonsari 4 Malang yang beralamat di Jalan A.Satsui Tubun
Gang IV No.210 Malang.
2. Media
gambar yang dipakai diantaranya: pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, alat
musik daerah dan senjata tradisional pada propinsi-propinsi di Indonesia.
3.
Model pembelajaran
kancing gemerincing ini dapat menggunakan kancing-kancing, bisa juga dengan
benda-benda kecil seperti biji-bijian, kacang merah, kelereng dan lain-lain.
Model ini digunakan untuk membantu proses belajar siswa dalam berdiskusi,
menjawab soal dan mengeluarkan pendapatnya. Model ini juga dapat menumbuhkan
semangat kerjasama dan toleransi antar kelompok, karena masing-masing siswa
memiliki tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses
pembelajaran.
4. Subyek
Penelitian
Penelitian ini akan melibatkan
2 kelas yaitu kelas III dan kelas IV (karena pada kelas ini sama-sama menerima
materi yang sama yaitu keanekaragaman suku bangsa dan budaya)
E.
Target
Luaran yang Dihasilkan
Luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah publikasi
ilmiah dalam jurnal Nasional
terakreditasi dan tidak terakreditasi, serta untuk pengembangan buku ajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Media
Gambar
Media
gambar adalah benda visual dua dimensi yang merupakan gambaran dari macam-macam
obyek dan peristiwa. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain.
a).
Peta
Peta merupakan gambaran rata tentang
permukaan bumi yang terdiri dari permukaan tanah dan air dengan menggunakan
garis, simbol dan warna. dalam peta terdapat beberapa jenis. Pertama, peta
keadaan alam yang menggambarkan permukaan bumi, kedaan tanah dan air, kedalaman
laut disertai gambaran mengenai semua keadaan alam seperti gunung, lembah,
dataran rendah dan lain-lain. Kedua, politik yang menunjukkan daerah
pemerintahan atau luas wilayah politik negara tertentu. Ketiga, politik peta
khusus untuk maksud tertentu misalnya peta sejarah dan lain-lain.
b).
Gambar Diam
Gambar diam adalah benda visual dua
dimensi yang merupakan gambaran dari orang atau tempat suatu kejadian. Misalnya
gambar pakaian adat beberapa propinsi di Indonesia, gambar rumah adat maupun
tarian adat, alat musik tradisional, dan senjata tradisional di seluruh propinsi di Indonesia.
c).
Foto
Foto merupakan hasil pemotretan suatu
obyek atau peristiwa yang bisa dibawa ke dalam ruang. Media gambar harus
dipilih dan dipergunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran, artinya tidak bisa
gambar-gambar itu hanya dipertunjukkan secara tersendiri melainkan harus
dipadukan pada materi pelajaran tertentu. Namun demikian terlalu banyak mempergunakan
gambar pada saat yang sama akan merugikan proses pembelajaran. oleh sebab itu
dalam penggunaan media, gambar harus dipilih intinya saja yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
B.
Kelebihan
dan Kelemahan Media Gambar
Kelebihan
Media Gambar dalam. proses
pembelajaran antara lain
a. Mudah
dimanfaatkan karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan lain.
b. Harganya
relatif murah dan cara memperolehnya mudah.
c. Dapat
digunakan dalam banyak hal untuk berbagai jenjang dan berbagai disiplin ilmu.
d. Gambar
dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis.
e. Gambar
dapat mengatasi ruang dan waktu karena tidak semua obyek atau peristiwa dapat dibawa
ke dalam kelas dan tidak selalu bisa siswa untuk dibawa ke tempat peristiwa
tersebut.
Kelemahan
media gambar dalam proses pembelajaran antara lain.
a. Tidak
cukup besar ukurannya bila dipergunakan untuk pembelajaran kelompok besar.
b. Gambar
merupakan benda dua dimensi sehingga sulit untuk melukiskan bentuk sebenarnya.
c. Gambar
bersifat statis.
Melihat kelebihan dan kelemahan dari
media gambar di atas maka diharapkan setiap guru hendaknya mengetahui media
pembelajaran mana yang dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam situasi
pembelajaran yang diharapkan. untuk itu penggunaan media harus tepat atau
sesuai dengan tujuan pembelajaran. melalui penggunaan media gambar diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil
belajar siswa. jadi media yang digunakan oleh guru haruslah sesuai dengan
materi dan tingkat kemampuan siswa serta lingkungan belajarnya.
C.
Model
Pembelajaran Kancing Gemerincing
Di dalam metode pembelajaran kooperatif
terdapat berbagai model/ tipe, salah satunya
adalah kancing gemerincing. model kancing gemerincing adalah model yang
digunakan untuk melatih kerjasama, komunikasi dan memberi kesempatan untuk
berpendapat dalam kerja kelompok. model ini dapat menciptakan suasana belajar
yang aktif dengan motivasi belajar siswa yang tinggi.
Metode pembelajaran kooperatif model
kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran serta untuk semua tingkatan usia siswa (Lie, 2008 :63).
Ciri utama dari model kancing gemerincing adalah memberi kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga mengatasi hambatan
pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
Model pembelajaran kancing gemerincing
ini dapat menggunakan kancing-kancing, bisa juga dengan benda-benda kecil
seperti biji-bijian, kacang merah, kelereng dan lain-lain. Model ini digunakan
untuk membantu proses belajar siswa dalam berdiskusi, menjawab soal dan
mengeluarkan pendapatnya. Model ini juga dapat menumbuhkan semangat kerjasama
dan toleransi antar kelompok, karena masing-masing siswa memiliki tanggung
jawab untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.
D.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kancing Gemerincing
Langkah-langkah
pembelajaran model kancing gemerincing (Anita Lie, 2007 : 63) adalah sebagai
berikut.
a. Guru
menyiapkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing atau bisa juga dengan
benda-benda kecil lainnya, seperti biji-bijian, potongan sedotan dan lain-lain.
b. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam
masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing
bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
c. Setiap
kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, maka dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja
kelompok.
d. Jika
kancing yang dimiliki oleh seorang siswa telah habis, maka siswa tersebut tidak
boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mreka.
e. Jika
semua kancing sudah habis sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi
prosedurnya kembali.
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing
Kelebihan
metode pembelajaran kooperatif model kancing gemerincing yaitu dapat digunakan
pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa, masing-masing
anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka, dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran
kooperatif model kancing gemerincing adalah tidak semua kelompok dapat dipantau
oleh guru ketika proses diskusi kelompok berlangsung dan waktu yang dibutuhkan
juga banyak. Model ini sewaktu kegiatan diskusi kelompok guru harus lebih
intensif untuk membimbing dan mengamati kerja siswa dalam masing-masing
kelompok. Selain itu, guru juga harus teliti dan mampu mengatur proses
pembelajaran agar tidak menyita jam mata pelajaran lain, serta pembicaraan yang
terjadi pada siswa tidak akan melebar kemana-mana.
F.
Hasil
Belajar
Setelah
melakukan proses pembelajaran, tentunya akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar
dari siswa berupa nilai/ angka atau predikat baik memuaskan maupun kurang memuaskan.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur melalui tes tulis, baik penilaian proses maupun
penilaian akhir.
Dalam proses pembelajaran hasil belajar
siswa sangat penting diketahui oleh guru, hal ini agar guru dapat merancang
pembelajaran secara tepat dan penuh makna. Howard Kingsley dalam Sudjana (2009,
45) membagi 3 hasil belajar yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2)
pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita, yang masing-masing
golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Menurut Abdurrahman hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (dalam
Asep Jihad, 2009 : 14). belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.
Karena penelitian ini dalam bidang IPS
maka hasil belajarnya kemampuan dalam memahami materi IPS. Menurut Abdul Majid
(2008) guru diharapkan melaksanakan hasil penilaian secara berkesinambungan.
Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah mencapai hasil belajar yang direncanakan sebelumnya.
G.
Pembelajaran
IPS SD
1. Hakikat
dan Karakteristik Pelajaran IPS.
IPS merupakan salah satu mata
pelajaran di SD yang mempunyai peranan penting. Sebab mata pelajaran ini
bertujuan untuk membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu memahami
pengertian dan karakteristik IPS, tujuan pembelajaran IPS, ruang lingkup IPS
dan materi dalam pembelajarab IPS.
Karakteristik dariii mata pelajaran IPS
adalah pada upayanya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang
baik, berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan diantara warga masyarakat,
sehingga terjalin persatuan dan kesatuan
bangsa. Hal tersebut dapat dibangun apabila diri setiap orang terbentuk
perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik itu perbedaan
pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan lain-lain.
Menurut Barth and Shermis, telaah dan
hakikat IPS ada 3, diantaranya (1) pewarisan budaya (citizenship transmission)
yang menurut nereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar, (b)
ilmu sosial (social science tradition) yakni sifat-sifat kewargaan dapat
diperoleh melalui pemahamann tentang segi metodologis ilmu sosial dan (3)
inquiri reflektif (reflektive inquiry) dalam anggapan kewargaan tercermin dari
kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sart nilai dan
bagaimana menelaahnya.
2. Pengertian
IPS.
Mary Weaver (2003), menyebutkan bahwa
pembelajaran IPS untuk anak-anak harus konkret bukan simbolik. Apabila anak
menyatakan dirinya laki-laki maka harus bercelana, berambut pendek, apabila
perempuan harus memaakai rok dan memiliki rambut yang panjang. Untuk namapun
juga demikian, Niko, Joko, Budi adalah nama laki-laki, sedangkan perempuan
bernama Rahayu, Ratna, Nila dan seterusnya.
3. Tujuan
Pelajaran IPS.
Tujuan pelajaran IPS adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial. Selain
disajikan secara terpadu (integrated) IPS bertujuan untuk mengembangkan minat
dan bakat siswa dalam mengeksplorasi kemampuannya dalam lingkungan sosialnya di
masyarakat. Diharapkan mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya
dengan baik.
Sedangkan menurut Hamid Hasan (2009)
tujuan IPS dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu (a) pengembangan
kemampuan intelektual siswa, (b) pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab
sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta (3) pengembangan diri siswa. Dengan
demikian jadi mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan
sehari-hari. Juga mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya, serta memiliki kemampuan dasar untuk berfikir
logis, kritis dan memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4. Ruang
Lingkup IPS SD.
Menurut Handoyo (2004, 35) ruang lingkup
pengajaran IPS di SD meliputi hal-hal yang berkaitan dengan (1) keluarga, (2)
wilayah sekitar, (3) wilayah propinsi, (4) pemerintah daerah, (5) negara
Republik Indonesia, (6) pengenalan kawasan dunia dan (7) kegiatan ekonomi.
Sedangkan dalam kurikulum SD materi yang diajarkan sebagai berikut: kelas I
tentang kehidupan di rumah dan sekitarnya, kelas II hak dan kewajiban keluarga,
kelas III tentang lingkungan keluarga, RT, RW, kelurahan, kecamatan dan kota
administratif. Kelas IV mengenai seluruh tanah air, mata angin, peta,
sumberdaya alam, keragaman suku bangsa dan budaya, komunikasi dan transportasi.
Kelas V peninggalan sejarah (Hindu, Budha, Islam), kenampakan alam dan buatan,
perjuangan melawan penjajah dan kelas VI sudah semakin meluas yaitu tentang
globalisasi sbagai potensi bangsa, penerapan nilai-nilai Pancasila, koperasi
dan perekonomian, gejala alam dan sosial di Indonesia dan negara tetangga,
kenampakan alam dunia serta pelaksanaan hak azasi manusia dalam masyarakat.
5. Tinjauan
Materi IPS SD (Keragaman Suku Bangsa dan Budaya).
Materi keragaman suku bangsa dan budaya
dengan kompetensi dasar (KD) menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
setempat (kabupaten/ kota, propinsi). Sedangkan idikatornya ada 5, diantaranya
(1) menjelaskan tentang keragaman suku bangsa di propinsi setempat, (2)
menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman, (3) menjelaskan daerah asal
seni budaya di propinsi setempat, (4) memberi contoh cara menghargai keragaman
yang ada di masyarakat, (5) memberikan contoh cara melestarikan keragaman suku
bangsa dan budaya setempat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif
digunakan untuk memperoleh data verbal, yang berupa ungkapan siswa dalam
menyelesaikan lembar tugas secara
individu maupun secara kelompok. Berdasarkan penjelasan tersebut,
Moleong (2006:8-13) berpendapat bahwa pendekatan kualitatif memenuhi
karakteristik sebagai berikut: (1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat
(instrumen), (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) lebih
mementingkan proses dari pada hasil dan (6) desain yang bersifat sementara.
Rancangan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah PTK model siklus. Dalam model ini tindakan
pembelajarannya dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus
spiral). Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara siklus
tersebut diharapkan semakin lama akan semakin dapat meningkatkan perolehan
hasil belajar siswa. Adapun model spiral menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998)
terlihat pada gambar sebagai berikut :
Refleksi
|
Observasi
|
Pelaksanaan
Tindakan
|
Rencana
Tindakan
|
Siklus
I
|
Rencana
Tindakan
|
Refleksi
|
Pelaksanaan
Tindakan
|
Observasi
|
Siklus
III
|
Rencana
Tindakan
|
Refleksi
|
Pelaksanaan
Tindakan
|
Observasi
|
Siklus
II
|
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Kebonsari 4 Malang. Subyek penelitian
adalah siswa SD di kelas III dan IV
sebanyak 87 siswa, yang terbagi kelas III berjumlah 45 siswa, kelas IV
berjumlah 42 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan teknik
observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk menggali
data mengenai proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan
wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar anak dalam memahami dan mempelajari konsep
keragaman suku bangsa dan budaya.
Secara garis besar langkah-langkah
yang ditempuh dalam pelaksanaan setiap siklus PTK ini ada 4 tahap :
identifikasi masalah, menyusun rencana tindakan, observasi, dan refleksi (Aqip,
2008 :23). Data yang diperoleh didalam setiap siklus penelitian dianalisis
secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Kegiatan analisis ini dimaksudkan untuk mengolah data pada masing-masing
siklus. Apakah terdapat peningkatan pemahaman anak terhadap materi keragaman
suku bangsa dan budaya setelah dilakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media
gambar dan model kancing gemerincing. Cara yang ditempuh untuk menganalisis
hasil kerja murid adalah dengan melihat dan membandingkan hasil praktek pada
masing-masing siklus. Apabila skor hasil tersebut mengalami peningkatan
dapatlah diartikan bahwa pemahaman siswa terhadap keragaman suku bangsa dan
budaya telah mengalami peningkatan.
B.
Data
dan Proses Pengumpulan Data
1.
Data
Data
yang diperlukan dalam penelitian ini, terdiri dari
a) Hasil
jawaban lembar tugas siswa
b) Angket
respon siswa dalam proses pembelajaran
c) Observasi
d) wawancara
e) Validasi
2.
Proses
Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dideskripsikan seperti
tabel berikut ini
D
a t a
|
Prosedur
Pengumpulan Data
|
Hasil jawaban lembar
tugas siswa
|
Lembar
tugas yang diberikan ada 2 macam:
1. Tugas
individu
2. Tugas
kelompok
|
Angket
respon siswa dalam proses pembelajaran
|
1. Keaktifan
2. Kerjasama
3. Solidaritas
|
Observasi
|
Data
observasi ini dibuat untuk memperoleh data autentik di lapangan seperti: 1)
bagaimana proses pembelajaran didalam kelas berlangsung, 2) media apa saja
yang dipakai dalam proses pembelajaran dan model pembelajaran yang dipakai di
kelas, 3) bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
|
Wawancara
|
Wawancara
dilakukan untuk memperoleh data:
1. Kendala-kendala
yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran (misalnya dalam menggunakan
media dan model pembelajaran)
2. Kendala-kendala
yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga nilainya kurang
dari KKM)
|
Validasi
|
Data
validasi peneliti gunakan untuk melihat bahwa lembar kerja dalam keadaan
valid/ tidak valid. Untuk memperoleh data ini, maka peneliti meminta bantuan
kepada teman sejawat/ sama-sama mengajar mata kuliah IPS-SD untuk mengoreksi
lembar kerja yang kami buat
|
C.
Analisis
Data
Analisis data yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah secara kualitatif, yang merujuk kepada pendapat
Miles and Huberman yang meliputi tiga (3) langkah, yaitu:
1. Reduksi
data
Reduksi data adalah kegiatan menyeleksi,
memfokuskan dan menyederhanakan semua data mentah dan kasar yang telah
diperoleh. Reduksi data dapat dilakukan dengan memilih, menyederhanakan,
menggolongkan sekaligus menyeleksi informasi yang relevan dengan masalah
penelitian.
2. Penyajian
data
Penyajian data adalah kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara
naratif untuk mendeskripsikan bagaimana proses penggunaan media dan
pembelajaran kancing gemerincing yang dilakukan dari subyek penelitian baik
secara individu maupun kelompok.
3. Penarikan
kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi
adalah memberikan simpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini
juga mencakup pencarian makna data serta pemberian penjelasan. Kegiatan
verifikasi merupakan kegiatan mencari validitas simpulan.
BAB
IV
BIAYA
DAN JADWAL PENELITIAN
A.
Anggaran Biaya
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya yang diusulkan
|
1
|
Gaji dan Upah (25%)
|
Rp. 3.000.000,00
|
2
|
Bahan habis pakai dan peralatan (50%)
|
Rp. 7.985.800,00
|
3
|
Perjalanan (Maksimal
12%)
|
Rp. 1.800.000,00
|
4
|
Publikasi, seminar,
laporan, penggandaan bahan seminar (13%)
|
Rp. 2.250.000,00
|
|
Jumlah
Dana
|
Rp.14.985.800,00
|
B.
Jadwal
Penelitian
Penelitian ini direncanakan
dalam waktu 12 bulan, yang terjadwal sebagai berikut:
Bulan ke
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
XI
|
XII
|
Pretes materi prasyarat untuk menentukan subyek
penelitian
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penentuan subyek penelitian berdasarkan pretes
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan bahan-bahan penelitian (RPP, LKS,
format observasi, wawancara, tes)
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengambilan data
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
Penyusunan laporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
Seminar
hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi
Aksara.
Arikunto,
Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta.
Aqip
Zainal, 2009, Penelitian Tindakan Kelas,
Bandung, Yrama Widya.
Budiningsih,
Asri, 2006, Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta, Rineka Cipta.
Dimyati &
Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta, Rineka Cipta
Handoyo,
Budi dkk, 2003, Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial SD Terpadu, Malang, Geografi Spektrum Press.
Iman
Sukiman, 1999, Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) di SD, Bandung, Depdikbud Propinsi Jawa Barat.
Isjoni,
2011, Cooperative Learning, Mengembangkan
Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung, Alfabeta.
Masnur, Muslich,
2009, Penelitian Tindakan Kelas,
Yogyakarta, Bumi Aksara.
Miles, M.B &
Huberman, A.M, 1992, Analisis Data
Kualitatif, Jakarta, UI-Press
Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung, Remaja Rosda Karya.
Mulyasa,
E, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan,
Pengembangan SKKD, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Nurkancana,
Wayan, 2000, Evaluasi Hasil Belajar,
Surabaya, Usaha Nasional.
Rusman,
2011, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grasindo Persada.
Solihatin,
Etin, Raharjo, 2011, Cooperative
Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta, Bumi Aksara.
Sunarso
dan Anis Kusuma, 2008, Ilmu Pengetahuan
Sosial Untuk SD dan MI Kelas III, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sardjiyo
dkk, 2008, Pendidikan IPS di SD, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Sakdiyah,
Siti Halimatus, 2010, Bahan Ajar
Pembelajaran IPS SD, Universitas Kanjuruhan Malang.
Trianto,
2007, Pembelajaran Model-model
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
Tantya
Hisnu, Winardi, 2008, , Ilmu Pengetahuan
Sosial Untuk SD dan MI Kelas IV, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Undang-undang
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winataputra,
S, Udin dkk, 2007, Materi dan
Pembelajaran IPS SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Wardahani,
IGAK dkk, 2004, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wahab,
Abdul aziz, 2009, Metode dan Model-model
Mengajar IPS, Bandung, Alfabeta.
Biodata Ketua dan Anggota
Ketua
A.
Identitas
Diri
Nama Lengkap : Dra. Siti Halimatus Sakdiyah
S.Pd. M.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
N I D N : 07 040866
01
Disiplin
Ilmu : Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
Pangkat/
Golongan : III/ b-Penata
Muda Tk I
Jabatan
Fungsional : Asisten Ahli
Fakultas/ Prodi : FKIP/ PGSD
Alamat :
Jalan Aipda Satsui Tubun Gang IV RT.3 RW.5 Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sukun
Kodya Malang. Telp/ HP: 0341-9696180/ 082335578666.
B.
Riwayat
Pendidikan
Tahun lulus
|
Program Pendidikan (Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis dan Doktor
|
Perguruan Tinggi
|
Jurusan/ Program Studi
|
Nama/ Gelar
|
1990
|
Sarjana S-1
|
IKIP PGRI Malang
|
Pendidikan Geografi
|
Dra
|
1995
|
Sarjana S-1
|
IKIP Bandung
|
Pendidikan IPS-SD
|
Sarjana Pendidikan
|
2009
|
Magister S-2
|
Universitas Kanjuruhan Malang
|
Pendidikan IPS
|
Magister Pendidikan
|
C.
Pengalaman
penelitian 5 Tahun Terahir
Tahun
|
Judul Penelitian
|
Ketua/ Anggota Tim
|
Sumber Dana
|
2009
|
Pengaruh Persepsi tentang
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V di SDN Kebonsari 4 Malang
|
Ketua
|
Mandiri
|
2010
|
Penerapan PAKEM untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Optimal Siswa Kelas B di TK Insan Harapan Bago
Besuk Probolinggo
|
Ketua
|
Mandiri
|
2012
|
Upaya Meningkatkan Pemahaman
Identitas Diri Melalui Pemanfaatan Bahan Manipulatif Siswa Kelas I SD Islam
Al Hikmah Gadang Malang
|
Ketua
|
LPPM Universitas Kanjuruhan
Malang
|
2013
|
Peningkatan Pemahaman Keragaman
Suku Bangsa dan Budaya Melalui Media Gambar dan Model Kancing Gemerincing
Siswa Kelas IV SDN Kebonsari 4 Malang
|
Ketua
|
LPPM Universitas Kanjuruhan
Malang
|
D.
Pengalaman
Pengabdian kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Tahun
|
Jenis/ Nama Kegiatan
|
Tempat
|
2010
|
Cooperative Learning Model Jigsaw
sebagai Upaya Peningkatan Wawasan dan Pemahaman Materi IPS pada Guru SDN
Kebonsari 4 Malang
|
SDN Kebonsari 4 Malang
|
2012
|
Analisis SWOT Untuk Pengembangan
SKKD Mata Pelajaran IPS
|
SD Islam Al Hikmah Gadang Malang
|
E.
Publikasi
Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Penerapan
PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Optimal Siswa Kelas B di TK Insan
Harapan Bago Besuk Probolinggo. Jurnal Inspirasi Pendidikan, Volume 1 Nomer 2
Januari 2012 (ISSN: 2088-9704)
F.
Pemakalah
Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 Tahun Terakhir
-
G.
Karya
Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No
|
Judul
Buku
|
Tahun
|
Jumlah Halaman
|
Penerbit
|
1
|
Pembelajaran
IPS SD
|
2010
|
150
|
Prodi
PGSD Unikama
|
2
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial SD
|
2012
|
150
|
Prodi
PGSD Unikama
|
H.
Perolehan
HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
- belum
ada
I.
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial lainnya dalam 5
Tahun terakhir
- belum
ada
J. Penghargaan dalam 10
Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
- belum ada
Semua
data yang saya cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum, Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.
Malang,
5 Desember 2013
Pengusul
Dra.
Siti Halimatus S, S.Pd.M.Pd
Anggota
A.
Identitas
Diri
Nama
Lengkap : Drs.
Didik Iswahyudi, M.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
N I D N : 07 180168
03
Disiplin Ilmu : Ilmu Pengetahuan
Sosial
Jabatan
Fungsional : Asisten Ahli
Golongan/
Pangkat : III-a/ Penata
Muda
Fakultas/ Prodi :
FKIP/ PGSD
Alamat Rumah :
Jalan Raya Kepuh Gang 10 No.54 RT.8 RW.5 Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan
Sukun Kodya Malang. Telp. 0341-5479699/ HP 081333229904
B.
Riwayat
Pendidikan
Tahun lulus
|
Program Pendidikan (Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis dan Doktor
|
Perguruan Tinggi
|
Jurusan/ Program Studi
|
Nama/ Gelar
|
1993
|
Sarjana S-1
|
IKIP PGRI Malang
|
PPKn
|
Drs
|
2009
|
Magister S-2
|
Universitas Kanjuruhan Malang
|
Pendidikan IPS
|
Magister Pendidikan
|
C.
Pengalaman
Penelitian 5 Tahun Terkhir
Tahun
|
Judul Penelitian
|
Ketua/ Anggota Tim
|
Sumber Dana
|
2009
|
Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPS (Studi terhadap siswa Kelas V SDN Bandungrejosari I Malang)
|
Ketua
|
Mandiri
|
2010
|
Pengaruh Ketaatan Siswa Pada
Peraturan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKN
siswa Kelas V SDN Bakalan Krajan 2 Kecamatan Sukun Kota Malang
|
Ketua
|
Mandiri
|
2012
|
Upaya Meningkatkan Pemahaman
Identitas Diri Melalui Pemanfaatan Bahan Manipulatif Siswa Kelas I SD Islam
Al Hikmah Gadang Malang
|
Anggota
|
LPPM Universitas Kanjuruhan
Malang
|
D.
Pengabdian
kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Tahun
|
Jenis/ Nama Kegiatan
|
Tempat
|
2010
|
Pelatihan Pembuatan Majalah
Dinding Sekolah Pada Siswa Kelas V dan VI SDN Bakalan Krajan 2 Kecamatan Sukun
Kota Malang
|
SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang
|
E.
Publikasi
Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
-
Belum ada
F.
Pemakalah
Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 Tahun Terakhir
-
Belum ada
G.
Karya
Buku dalam 5 Tahun Terakhir
-
Belum ada
H.
Perolehan
HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
- Belum ada
I.
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial lainnya dalam 5
Tahun terakhir
- Belum ada
J. Penghargaan dalam 10
Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya
- Belum ada
Semua
data yang saya cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum, Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.
Malang,
5 Desember 2013
Pengusul
Drs.
Didik Iswahyudi, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar