JURNAL INSPIRASI
PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
Penerapan PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Optimal Siswa Kelas B di TK Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo
ABSTRAK
Sakdiyah, Siti Halimatus, 2010,
Penerapan PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Optimal Siswa Kelas B
di TK Insan
Harapan Bago-Besuk
Probolinggo, Penelitian LPPM
Universitas Kanjuruhan Malang.
Kata Kunci : PAKEM, Hasil Belajar.
Mengajar pada prinsipnya suatu perbuatan
yang kompleks (a Highly complexion process), kompleks karena dituntut kemampuan
personal, profesional dan sosial kultural secara terpadu dalam proses
pembelajaran, dituntut integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan
praktek dalam interaksi siswa serta harus mengandung unsur-unsur seni, ilmu,
teknologi, nilai dan ketrampilan dalam proses pembelajaran. Depdiknas sebagai
instansi yang memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran
telah melakukan berbagai inovasi pendidikan, dan salah satunya adalah
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
apakah penerapan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas B di TK
Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo. Tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh
deskripsi tentang penerapan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
B di TK Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo.
Metode penelitian yang dipakai adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam tiga siklus, yang meliputi
prosedur sebagai berikut (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) pengamatan dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas B TK
Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah observasi. Teknik analisa data dengan mengecek nilai bintang yang
diberikan oleh guru waktu proses pembelajaran berlangsung.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan
kepercayaan diri siswa, menarik minat serta kemampuan siswa meningkat. Saran-saran perlunya strategi PAKEM diuji
cobakan dan diterapkan di Taman Kanak-kanak dimanapun berada. PAKEM mutlak
dilaksanakan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
- Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami
kemajuan. Tidak terkecuali pendidikan pada anak usia dini, khususnya Taman
Kanak-kanak. Dalam siklus pertumbuhannya, pendidikan usia dini dipandang
memiliki posisi yang sangat penting. Hal ini bukan saja dianggap sebagai
transisi pendidikan keluarga menuju sekolah, namun disebut juga sebagai masa
emas dari serangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan dari sejarah proses
pendidikan yang dialami oleh anak manusia.
Pada
prinsipnya proses pembelajaran di TK menggunakan sistem bermain sambil belajar
atau belajar sambil bermain. Namun disadari atau tidak, dengan dalih mengikuti
perkembangan zaman serta adanya tuntutan dari masyarakat yang menginginkan
anaknya segera mempunyai prestasi akademik, maka terjadilah pergesweran proses
pembelajaran di sekolah ke dalam Taman Kanak-kanak. Sehingga prinsip yang
selama ini diterapkan menjadi semakin pudar. Semakin banyak TK, tidak lagi
menjadi tempat bermain yang menyenangkan, melainkan berubah sebagai tempat
belajar yang bernuansa formalitas penuh kompetisi dan persaingan. Apalagi hal
ini diperparah dengan terbatasnya sarana pendukung yang tersedia.
Dalam
situasi pembelajaran yang kurang menyenangkan diharapkan guru dapat menjalankan
model pembelajaran PAKEM, karena kondisi yang monoton tetap dipertahankan dan
anak didik lebih berperan sebagai objek, maka posisi mereka hanya menerima
tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Dalam
kondisi yang demikian, dimana proses PAKEM mutlak diciptakan, maka solusi yang
perlu dicoba adalah penggunaan metode dengan unsur lain, misalnya dari dunia
pertunjukan maupun hiburan yaitu permainan sulap. Dengan permainan ini bukan
berarti kita mengajarkan ketrampilan tipu muslihat sulap kepada anak, akan
tetapi lebih dititik beratkan pada substansinya permainan sulap dalam proses
pembelajaran yang menghibur, menyenangkan serta dapat mengalihkan fokus
perhatian dan konsentrasi anak ke dalam dunia pembelajaran tanpa adanya faktor
keterpaksaan. Terkait hal ini, seorang tokoh pendidikan anak (Kak Seto) dalam
suatu Workshop, pernah memainkan beberapa permainan juga memberikan pernyataan
bahwa tidak ada salahnya memperagakan permainan aksi (misalnya permainan sulap)
agar anak merasa senang dan gembira dalam proses belajarnya.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi
tentang pembelajaran PAKEM, dalam rangka meningkatkan hasil belajar yang
optimal di TK Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo.
Tinjauan Pustaka
- Pengertian PAKEM
PAKEM
adalah kepanjangan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Dengan demikian Pakem merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatka anak
didik dan guru untuk bersama-sama aktif baik secara fisik maupun mental,
kreatif menyampaikan gagasan-gagasan, dan secara efektif dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Dalam arti kesenangan alami yang
sesuai dengan sifat kodrati anak TK yang ceria tanpa adanya unsur keterpaksaan
dan ketakutan.
Untuk memperoleh gambaran PAKEM lebih
jelas, perlu penjelasan sebagai berikut :
Dari Segi Guru
A = Aktif, adalah
guru harus aktif dalam memantau kegiatan belajar siswa siswinya.
K = Kreatif,
adalah guru dalam mengembangkan kegiatan harus beragam dan juga guru kreatif
dalam membuat alat bantu belajar sederhana.
E = Efektif, adalam
dalam mencapai tujuan pembelajaran tepat sasaran dengan kata lain sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
M = Menyenangkan, adalah tidak membuat anak takut, (takut
disalahkan, takut ditertawakan dan lain-lain).
Dari Segi Siswa
A = Aktif adalah anak aktif bertanya, anak aktif mengemukakan
gagasan, aktif mempertanyakan gagasan orang lain dari gagasannya.
K = Kreatif adalah anak kreatif merancang atau membuat
sesuatu.
E = Efektif adalah anak menguasai ketrampilan yang
diperlukan.
M = Menyenangkan adalah anak berani untuk mencoba
atau berbuat sesuatu dan anak merasa senang dalam kegiatan tersebut.
Konsep PAKEM merupakan inti pembelajaran yang
seharusnya di TK. Konsep tersebut mencakup (1) belajar aktif (active learning),
(2) belajar kreatif (creative learning), (3) belajar efektif/ bermakna
(meaningfull learning dan (4) belajar menyenangkan (joyful learning).
Ciri-ciri belajar aktif dengan teknik
pembelajaran reflektif, adalah sebagai berikut :a) Penekanan pembelajaran pada
aspek afektif.b) Anak didik diberi kesempatan untuk menganmbil
keputusan-keputusan penting dalam kehidupan di TK.c) Partisipasi aktif anak
didik terutama dalam bereksresi, bertindak, berinteraksi dengan sumber belajar
primer; melibatkan diri dalam kegiatan secara kelompok ataupun klasikal; dan
berinteraksi dengan sumber belajar primer; mengamati secara visual sumber belajar;
dan menyerap informasi yang dikemas oleh sumber belajar.d) Terjadi interaksi
pembelajaran antara anak didik dan anak didik serta anak didik dengan sumber
belajar.e) Guru sebagai pembimbing, inovator, motivator dan fasilitator bagi
anak didik untuk memperoleh pengalaman belajar.f) Guru sebagai pengelola dan perancang pengalaman
belajar anak didik.g) Guru
dan anak didik menerima peran kerja sama (partnership). h) Tujuan pembelajaran ditulis secara jelas,
operasional dan dapat diukur.
Belajar kreatif adalah pembelajaran yang
situasi dan kondisinya dapat mendorong dan mengundang anak didik untuk memilih
kegiatan atau bertindak sesuai dengan motivasi internal (kebutuhan dan minat).
Situasi dan kondisi tersebut mengandung kegiatan belajar yang beragam sehingga
anak didik mencurahkan perhatiannya secara penuh terhadap apa yang dipelajari
dengan waktu curah perhatian (time on task) yang sangat tinggi.
Pembelajaran yang berbasis pada
kreatifitas memiliki ciri-ciri berikut, yaitu mengembangkan ketrampilan (1) berpikir lancar;
(2) berpikir luwes; (3) berpikir rasional;
(4) rinci atau mengelaborasi; (5)
menilai (mengevaluasi); (6) mengembangkan rasa ingin tahu; (7) imajinasi; (8)
perasaan tertantang oleh kemajuan; (9) sifat berani mengambil resiko dan (10)
sifat menghargai.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif
dan efisien, baik tujuan pembelajaran (instructional effect) maupun dampak
pengiring (nurturant effect) yang merupakan kemampuan yang dapat digunakan oleh
anak didik untuk mengembangkan diri dalam pendidikan selanjutnya. Dengan
demikian, tujuan, strategi, materi pembelajaran dipilih yang konsisten sehingga
mampu mengemban tujuan yang akan dicapai.
Belajar yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang dapat menghadirkan situasi dan kondisi yang mengundang anak
didik dengan sukarela melakukan tindak belajar. Guru yang mampu menciptakan
situasi dan kondisi pembelajaran tersebut dapat dikatakan hadir dalam ketidakhadiran
(present in absent). Artinya guru tidak hadir secara fisik di sekitar anak,
tetapi arahan dan bimbingannya dirasakan dan dilakukan oleh anak didik.
- PAKEM di Taman Kanak-kanak.
PAKEM sebagai salah satu
inovasi di TK, sejalan dengan paradigma pembelajarannya, yaitu belajar sambil
bermain dan bermain sambil belajar, yang keduanya mengacu pada pembelajaran
yang bermakna, kreatif, demokratis dan menyenangkan anak didik. Ini berarti
bahwa PAKEM di TK dapat membantu anak didik untuk mengembangkan intelegensi
pada usia 0-4 tahunan berkembang 50%, dan usia 4-8 tahunan berkembang 80%
(Bloom). Hal ini diperkuat oleh Gray, Munandar dan Coney, yang menyatakan bahwa
pembelajaran yang senantiasa bernuansa permainan dapat membantu anak didik
untuk memiliki dasar-dasar dan mengembangkan kemampuan kreatif, demikratis,
kooperatif, percaya diri, memahami orang lain dan berdisiplin. Karena
pembelajarannya berparadigma demokratis, hal itu dapat membuat anak didik
senang dan gembira dalam belajar yang merupakan persyaratan psikologis
berkembangnya kemampuan tersebut.
- Ciri-ciri PAKEM di Taman Kanak-kanak
Ciri-ciri PAKEM di TK adalah
sebagai berikut :a) Anak didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan melalui perbuatan.b) Anak didik dapat
menggunakan peralatan dan lingkungan sebagai sumber belajar yang menarik dan
menyenangkan.c) Anak didik merasa aman dan nyaman berlama-lama tinggal di
sekolah.d) Anak didik lebih kooperatif dalam pembelajaran.e) Anak didik
termotivasi memecahkan masalah dan kreatif mengungkapkan gagasan.
- Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan PAKEM agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, antara lain
:a) memahami sifat yang dimiliki anak/ siswa.b) Mengenal anak secara perorangan/ individu.c) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar.d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
kemampuan memecahkan masalah.e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik.f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.g) Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.h) Membedakan antara
aktif fisik dan aktif mental.
Gambaran Pelaksanaan PAKEM di Taman Kanak-kanak
No
|
Kemampuan Guru
|
Proses Pembelajaran
|
1
|
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam,
misalnya :
-percobaan/eksperimen
-diskusi/musyawarah
-memecahkan masalah sederhana
-mencari
informasi
Berkunjung
keluar kelas
|
2
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam
|
Sesuai tema, bidang pengembangan, indikator, guru
menggunakan, misalnya
-alat yang tersedia/dibuat sendiri
-gambar-gambar
-nara
sumber
-lingkungan sekitar
|
3
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan
|
Siswa :
-melakukan
percobaan, pengamatan atau percakapan/tanya jawab.
-menarik
kesimpulan sederhana
-memecahkan
masalah sederhana
-menyampaikan
informasi sederhana
|
4
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasannya sendiri secara lisan
dan sederhana
|
Melalui :
-diskusi secara
sederhana/ bercakap
-lebih banyak
pertanyaan terbuka
-hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
5
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
|
-siswa berkelompok sesuai minat
-bahan yang disediakan harus sesuai usia dan kemampuan
anak
-tugas perbaikan dan pengayaan
|
6
|
Guru mengaitkan
KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari
|
-siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri
-siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
7
|
Menilai KBM dan
kemajuan belajar siswa secara kontinyu
|
Guru memantau kerja siswa
-guru memberikan umpan balik
|
Sumber : SKH
- Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan
pendekatan deskriptif kualitatif yang berupa penggunaan model penelitian
tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana
setiap siklusnya melalui prosedur yang meliputi: perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa TK Insan
Harapan Bago-Besuk Probolinggo, pada kelompok B yang berjumlah 21 orang anak
dengan perincian 10 anak laki-laki dan 11 orang anak perempuan. Sedangkan
tempat penelitiannya di TK Insan Harapan Bago-Besuk Probolinggo Telp.
0335-846716 dan 0335-843055.
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi. Teknik ini digunakan pada saat anak
dalam proses pembelajaran.
Analisa Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan menganalisa secara
deskriptif kualitatif. Analisa terhadap data dilakukan berdasarkan panduan
penilaian di Taman Kanak-kanak, dengan penjelasan sebagai berikut :
- Nilai Bintang satu (1) atau B1 diberikan apabila anak tidak bisa sama sekali atas tugas yang diberikan.
- Nilai Bintang dua (2) atau B2 diberikan apabila anak sudah dapat membuat satu buah kalimat sederhana yang menjadi tugasnya.
- Nilai Bintang tiga (3) atau B3 diberikan apabila telah dapat menyelesaikan tugasnya yaitu membuat dua kalimat sederhana.
- Nilai Bintang empat (4) atau B4 diberikan apabila telah dapat menyelesaikan tugasnya yaitu membuat tiga buah kalimat sederhana Miatin, 2004 : 4).
- Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan di TK Insan Harapan
Bago-Besuk Probolinggo terjadi peningkatan di semua unsur PAKEM, meskipun yang
paling menonjol adalah pada unsur menyenangkan, efektifitas dan keaktifan anak.
Penilaian merupakan salah satu dari serangkaian proses pembelajaran yang
dilaksanakan di Taman Kanak-kanak (TK). Namun
demikian perlu diketahui bahwa ada perbedaan dalam pelaksanaan di TK dan di
sekolah. Penilaian di TK dilakukan melalui pengamatan dan anekdot dengan
berbagai alat penilaian, seperti porto folio, unjuk kerja, project dan product.
Penilaian melalui pengamatan harus tertuju pada upaya mendeteksi kemajuan dan
perkembangan yang dicapai oleh masing-masing anak. Oleh karena itu penilaian
dilakukan dengan merekam kemajuan dan perkembangan anak bukan dengan tes dan
sejenisnya. Disini peneliti menggunakan 10 indikator, yaitu :
1.
Bagaimana sikap anak saat berdoa?
2. Bagaimana sikap anak dalam mengucap dan
membalas salam?
3. Bagaimana kepatuhan anak pada tata tertib
yang ada?
4. Bagaimana sikap anak dalam menerima tugas
dari guru?
5. Bagaimana sikap anak dalam menunggu
giliran?
6. Apakah anak kelihatan gembira saat
mengikuti kegiatan proses pembelajaran?
7. Apakah ada reaksi secara spontan dari anak
terhadap pokok bahasan yang sedang diaajarkan?
8.
Apakah anak telah mengenal lambang bilangan?
9.
Apakah anak telah memahami konsep tentang bilangan?
10. Bagaimana
hasil karya (kreatifitas/product) anak dalam membangun dengan balok/ kepingan
geometris?
Dari 21 anak dalam pengamatan dengan
menggunakan 10 indikator penilaian sebagaimana yang ditetapkan di atas
diperoleh hasil perbandingan sebelum menggunakan PAKEM (konvensional) dan
setelah menggunakan PAKEM.
Rekapitulasi
Perbandingan Hasil Belajar Yang Dicapai
Tanpa
dan Yang Menggunakan PAKEM
|
Konvensional
|
|
|
PAKEM
|
|
Nilai
|
Jumlah
|
%
|
Nilai
|
Jumlah
|
%
|
B1
|
15
|
07,14%
|
B1
|
3
|
0,47%
|
B2
|
60
|
28,50%
|
B2
|
36
|
17,32%
|
B3
|
135
|
64,36%
|
B3
|
171
|
82,21%
|
Jumlah
|
210
|
100%
|
Jumlah
|
210
|
100%
|
Sumber : Primer
- Kesimpulan dan Saran
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan PAKEM dapat meningkatkan hasil pembelajaran
bila dibandingkan dengan menggunakan cara konvensional.
2.
PAKEM dalam pembelajaran di TK dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa, minat serta kemampuan baik bagi anak maupun bagi guru
TK.
3.
Secara umum pelaksanaan PBM dapat meningkatkan hasil
belajar di Taman Kanak-kanak..
- Daftar Pustaka
1.
Asna, Nur, 2006, Model
Pembelajaran Kooperatif, Depdiknas Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan.
2. Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta Jakarta.
3.
Budiningsih, Asri, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta Jakarta.
4. Dajan, Anto, Pengantar Metode Statistik Jilid I,
Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)
Jakarta.
5. Dimyati dan Mujiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta
Jakarta.
6. Hadi, Sutrisno, 2000, Metodologi Research 2, Andi Yogyakarta.
7. Hamalik, Oemar, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran Bumi Aksara, Jakarta.
8. Mulyasa, E, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan
SKKD, Remaja Rosda Karya, Bandung.
9. Thobrani, M & Fairuzul Mumtas, 2011, Mendongkrak Kecerdasan Anak Melalui Bermain
dan Permainan, Kata Hati Yogyakarta.
10. Wardhani
IGAK & Kuswaya Wihardit, 2008, Penelitian
Tindakan Kelas, Universitas Terbuka,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar