RINGKASAN
ABDIMAS
Keyword : partisipasi sosial, IPS terpadu
Tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini
adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu
sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya
bersifat multidimensional dan berskala internasional, baik yang berhubungan
masuknya arus globalisasi maupun masuknya era abad ke-21. Masalah ini semakin
serius manakala dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang
mendapat perhatian semestinya. Padahal dengan memahami IPS akan membimbing
siswa menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi
masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana.
Berdasarkan kenyataan di SDN
Gadang 04 Malang yang terdiri dari 20 guru, 2 staf administrasi dan 2 penjaga
sekolah. Permasalahn yang muncul adalah sebagai berikut 1) Para guru belum paham tentang pengembangan partisipasi sosial dalam
pembelajaran IPS terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan
indikator keberhasilan proses pembelajaran.2) Sebagai guru kelas, mereka kurang
memiliki kemampuan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang terdapat/ tercantum pada sillabi. 3)
Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar
siswa akan mata pelajaran IPS. 4) Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai
minat dan bakatnya terutama pembelajaran IPS melalui kegiatan yang
menyenangkan.
Oleh karena itu sangat perlu
diupayakan pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui
pelatihan dan lokakarya pengembangan ketrampilan partisipasi sosial melalui
pembelajaran IPS terpadu. .Sehingga permasalahan utamanya adalah : 1) Bagaimana
meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan
mempertimbangkan ketrampilan partisipasi sosial, 2) Bagaimana meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam proses pembelajaran?
3) bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa
akan mata pelajaran IPS serta 4) bagaimana guru dapat memberdayakan potensi
siswa sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan.
JUDUL
: Pengembangan Ketrampilan
Partisipasi Sosial Melalui Pembelajaran IPS Terpadu
A. Analisis Situasi
Tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini
adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu
sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya
bersifat multidimensional dan berskala internasional, baik yang berhubungan
masuknya arus globalisasi maupun masuknya era abad ke-21. Masalah ini semakin
serius manakala dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang
mendapat perhatian semestinya. Padahal dengan memahami IPS akan membimbing
siswa menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi
masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan pada
tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang banyak disorot. Kekaburan cara
pandang yang berbeda dari yang sudah ada mengakibatkan kebingungan baik bagi
peserta didik maupun para pendidik. Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia
dan dunia sekelilingnya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup
bersama dengan sesamanya di
lingkungannya sendiri, dengan tetangganya.
Untuk mengenal masyarakat siswa dapat
belajar melalui media cetak, media elektronika maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS,
diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara
rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi dalam kehidupannya. .Dengan berpusat pada pembahasan tentang manusia,
IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa
tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup bersama ini ada
kalanya mereka menghadapi berbagai masalah, diantaranya telah disinggung ialah
masalah sosial. Dalam konteks ini diantaranya menyangkut tentang orang-orang
yang bernasib kurang menguntungkan, karena cacat, karena terpisah dengan
keluarga bahkan dalam skala besar, korban perang atau bencana alam. Dalam
pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan akan tersembul masalah globalisasi
perekomian, hal-hal itu akan membawa dorongan kepada siswa terhadap kepekaan
sosial.
Hingga saat ini menurut Dimyati (2001 :
21), bahwa ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah dasar adalah sebagai
disiplin dan sistem pemikiran yang mempelajari materi yang berupa peristiwa
sosial memiliki ciri-ciri keilmuan tertentu. Ciri-ciri keilmuan cabang-cabang
ilmu sosial secara khusus berbeda-beda. Pengajaran ilmu-ilmu sosial sudah tentu
harus memperhatikan ciri-ciri khusus cabang-cabang ilmu sosial, bila pengajaran
tersebut mengharapkan berhasil, maka harus mempelajari ciri-ciri keilmuan
cabang ilmu-ilmu sosial yang umumnya diajarkan di sekolah dasar.
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai fakta dan
materi yang harus dihafalkan, melainkan untuk membina mental yang sadar akan
tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa
dan negara. Pengembangan ketrampilan
partisipasi sosial sebagai salah satu dimensi untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPS.
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan upaya menerapkan
teori, konsep, prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala
dan masalahh sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat. Melalui upaya ini,
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melatih ketrampilan para siswa baik
ketrampilan fisiknya maupun kemampuan berfikirnya dalam mengkaji dan mencari jalan
keluar dari masalah sosial yang dialaminya (Sumaatmadja, N : 2000: 21).
Menurut Barth and Shermis dalam Sakdiyah
(2009 :7) telaah dan hakikat IPS ada tiga (3), diantaranya :
- Pewarisan Budaya (Citizenship Transmission) yang menurut mereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar. Kewargaan (citizenship) dalam pengertian ini berarti kemampuan bertindak sebagai warga yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati dan dianggap baik. Mereka mengartikan indoktrinasi adalah semua pengalaman belajar (pendidikan) yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang tidak kritis (uncritical learning).
- Ilmu Sosial (Social Science Tradition) yang merujuk kepada pengetian bahwa IPS sebenarnya dapat diturunkan dari salah satu ilmu sosial. Jadi sifat IPS dalam tradisi ini reduktif. Sifat-sifat kewargaan dapat diperoleh melalui pemahaman tentang segi metodologis ilmu sosial.
- Inkuiri Reflektif (Reflective Inquiry) yang didasarkan kepada pemikiran reflektif dari John Dewey. Dalam anggapan kewargaan tercermin dari kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sarat nilai. Dalam telaah tentang nilai yang dikaji bukan masalah baik atau buruk itu sendiri melainkan tentang cara bagaimana kita menelaah nilai dengan tepat.
Hingga saat ini mata pelajaran IPS
dianggap mata pelajaran yang mudah, sepele yang hanya berupa hafalan-hafalan
tentang konsep ilmu-ilmu sosial. Jadi perlu pengemasan pengalaman belajar yang
dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru SD, serta pengalaman membimbing Praktik Pengalaman Lapangan bagi
calon guru SD selama 3 tahun di wilayah Kecamatan Sukun. Dalam hal ini para
guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan menyusun sendiri kurikulum yang sesuai
dengan sekolah dan daerahnya. Akan tetapi pada kurikulum 2013 sillabi dan buku ajar untuk tema-temanya
sudah ditentukan dari pusat. Jadi guru hanya mengembangkan partisipasi
sosialnya saja. Misalnya untuk kelas IV semester 2, tema 5 adalah “Pahlawanku”,
tema 2 “Indahnya Negriku”.
Bagi
daerah dan sekolah yang sudah mampu, dapat mengembangkan kurikulum sendiri,
sementara bagi yang belum mandiri bisa menggunakan dan memodifikasi
perangkat kurikulum yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan atau Pusat Kurikulum (Puskur). Meskipun pada akhirnya sudah dapat
diduga bahwa kebanyakan sekolah dan daerah akan menginduk kepada kurikulum yang
dikembangkan oleh Depdiknas, karena biasanya tidak mau menanggung resiko. Oleh
karena itu, perlu ditekankan disini bahwa BSNP dan Puskur harus memiliki
berbagai ahli kurikulum dan ahli bidang studi yang kompeten dalam menyusun
kurikulum dan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD),
mereka harus memiliki kompetensi teoritis yang tinggi, dibarengi dengan
pengalaman lapangan (tahu kondisi sekolah) secara mumpuni, dan yang paling
penting bertanggung jawab baik secara moral maupun spiritual.
Jika ditelusuri secara nyata, guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan
berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Dalam kerangka inilah perlunya
perubahan paradigma (pola pikir) guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator,
dan mitra belajar bagi peserta didiknya.
Dengan demikian tugas guru, terutama guru
SD yang merupakan guru kelas tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta
didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar, terutama mata pelajaran IPS.
Tugas guru yang lain membuat seluruh peserta didik menjadi senang, gembira, penuh semangat,
tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira,
penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka
merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki
era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
B. Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi, secara umum permasalahan yang dihadapi guru-guru
SD di SDN Gadang 04 Malang adalah :
- Para guru belum paham tentang pengembangan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran.
- Sebagai guru kelas, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat/ tercantum pada sillabi.
- Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS.
- Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya terutama pembelajaran IPS melalui kegiatan yang menyenangkan.
Oleh karena itu sangat perlu diupayakan
pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan
dan lokakarya pengembangan ketrampilan partisipasi sosial melalui pembelajaran
IPS terpadu. .Sehingga permasalahan utamanya adalah : 1) Bagaimana meningkatkan
kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan mempertimbangkan
ketrampilan partisipasi sosial, 2) Bagaimana meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan guru dalam mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam proses pembelajaran? 3)
Bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa
akan mata pelajaran IPS serta 4) Bagaimana guru dapat memberdayakan potensi
siswa sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan.
C. Tinjauan Pustaka
1. Karakteristik dan Hakikat IPS, adapun yang dikaji
dalam IPS menurut Barth and Shermis adalah pengetahuan, pengolahan informasi,
telaah nilai dan keyakinan dan peran serta dalam masyarakat. Sedangkan telaah
dan hakikat IPS diantaranya pewarisan budaya, ilmu sosial dan inkuiri
reflektif.
2.
Pembelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai
berikut : mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat,
memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
3. Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :a. manusia,
tempat dan lingkungan, b. waktu, keberlanjutan dan perubahan, c. sistem sosial
dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
4 Empat
(4) ketrampilan yang dianjurkan dalam belajar IPS, ialah ketrampilan dalam
meneliti, terutama melalui metode inkuiri, ketrampilan berpikir, ketrampilan
partisipasi sosial dan ketrampilan berkomunikasi sosial. Dua topik utama yang
akan dibahas untuk memiliki kemampuan menerapkan strategi pengembangan
partisipasi sosial yaitu, pengembangan kepekaan sosial dan menerapkan strategi
pengembangan partisipasi sosial. Kemampuan ini sangat penting bagi semua guru
profesional, khususnya dalam mempersiapkan anak didik agar mereka dapat menjadi
warga negara yang cerdas, demokratis dan dapat berpartisipasi di lingkungannya
untuk ikut memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Selain itu dengan cara
mengembangkan ketrampilan partisipasi sosial diharapkan proses belajar mengajar
IPS tidak lagi membosankan atau dianggap sebagai mata pelajaran yang lunak.
Dengan menerapkan ketrampilan partisipasi sosial diharapkan pembelajaran IPS
akan semakin menantang karena pembelajaran IPS tidak hanya bersifat hafalan
atau sekedar mengingat konsep-konsep belaka.
- Pengembangan kepekaan sosial.
Sebenarnya masalah kepekaan
(sensitivity) ini bukan hanya terbatas pada masalah sosial melainkan perlu
dikembangkan pula pada masalah-masalah lain seperti IPA, budaya, seni dan
masalah lainnya sehingga para siswapun akan punya rasa kepekaan pula terhadap
bidang studi-bidang studi tersebut. Setiap siswa seyogyanya memiliki kepekaan
dalam segala aspek kehidupan sehingga akan mengantarkan siswa itu sendiri
menjadi manusia yang dewasa sesuai dengan karakteristik yang ada dalam IPS.
a. Pengertian kepekaan sosial
b. Kesadaran sosial
c. Bagaimana mengembangkan strategi
ketrampilan kepekaan sosial dilakukan dalam proses pembelajaran.
d. Pertimbangan guru IPS dalam memilih
aktivitas untuk pembelajaran di kelas.
- Pengembangan partisipasi sosial.
Hal ini sesuai dengan tujuan
IPS bahwa aspek yang cukup penting dan perlu diterapkan kepada siswa adalah
bagaimana agar mereka, para siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan sosial. Belajar IPS tidak cukup hanya dalam bentuk hafalan
atau hanya melatih daya ingat sehingga ada kesan siswa disamakan dengan robot
yang harus menuruti keinginan dan perintah guru. Belajar ips hendaknya dapat
memberdayakan siswa sehingga segala potensi dan kemampuannya, baik pengetahuan,
sikap maupun ketrampilan dapat berkembang.
- Strategi pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu.
Strategi pembelajaran IPS
Terpadu berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber
belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini tertuang
dalam kegiatan awal, inti dan penutup.
a. Menurut Dick and Carey
b. Menurut Gagne and Briggs
c. Menurut Suciati dan Irawan
D. Tujuan atau solusi yang ditawarkan.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, solusi yang ditawarkan
diuraikan secara ringkas berikut ini.
No
|
Permasalahan
|
Metode
Pendekatan
|
Solusi
yang ditawarkan
|
Partisipasi
Mitra
|
1
|
Guru belum paham tentang pengembangan partisipasi sosial dalam
pembelajaran IPS Terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang memperhatikan
indikator keberhasilan proses pembelajaran
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendampingan guru dalam
merancang RPP Mata Pelajaran IPS
|
Menyediakan perlengkapan
alat-alat tulis dan komputer/ laptop
|
2
|
Kemampuan dan ketrampilan guru
masih kurang dalam mengembangkan SK dan KD yang terdapat
pada sillabi
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendappingan guru dalam
mengembangkan SK dan KD Mata Pelajaran IPS
|
Menyediakan perlengkapan
alat-alat tulis dan komputer/ laptop
|
3
|
Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat
belajar siswa akan mata pelajaran IPS
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendampingan guru dalam mengembangkan apresiasi dan minat pada Mata Pelajaran IPS
|
Pembelajaran yang menyenangkan (dengan media dan model pembelajaran yang
sesuai)
|
4
|
Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendappingan guru dalam
mengembangkan apresiasi dan
minat serta bakat siswa pada Mata Pelajaran IPS
|
Pembelajaran yang menyenangkan (dengan media dan model pembelajaran yang
sesuai)
|
E. Manfaat Kegiatan Pengabdian
Rencana kegiatan
atau langkah-langkah solusi persoalan yang ada diuraikan sebagai berikut :
- Sinkronisasi materi pelatihan merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial.
Sinkronisasi materi
pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan
melalui diskusi dengan melibatkan guru-guru SDN Gadang 04 Malang.
- Pelatihan dan pendampingan merancang dan mengembangkan SK dan KD Mata Pelajaran IPS melalui pengembangan ketrampilan partisipasi sosial
Peserta atau guru-guru
dilatih untuk merancang dan mengembangkan SK dan KD di sekolah, sesuai
dengan minat, bakat dan apresiasi siswa.
- Penyusunan materi pelatihan
Materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang
dilaksanakan melalui pelatihan dan lokakarya dengan melibatkan guru-guru. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Dengan demikian
materi pelatihan betul-betul sesuai kebutuhan dan pelatihannya bisa berjalan
efektif dan efisien.
- Pelatihan Merancang RPP dan Pengembangan SK dan KD sesuai pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.
Setelah guru mampu merancang
RPP maka dilanjutkan dengan pengembangan SK dan KD melalui pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.
F. Target Luaran
Program ini menghasilkan target luaran
sebagai berikut :
- Tersusunnya modul pelatihan merancang RPP dan pengembangan SK dan KD melalui pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam IPS Terpadu. Para guru SDN Gadang 04 Malang mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merancang RPP dan pengembangan SKKD mata pelajaran IPS melalui analisis pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.
- Sertifikat pelatihan sebagai bukti keikutsertaan yang dapat dimanfaatkan dalam pengusulan kepangkatan dan sertifikasi.
Ketrampilan yang telah dimiliki oleh guru
diharapkan dapat disebarluaskan ke semua guru, khususnya guru-guru SD yang ada di lingkungannya melalui kegiatan MGMP
atau kegiatan yang lain. Sehingga inovasi dan kreativitas guru SDN Gadang 04 Malang semakin meningkat.
G. Metode Pendekatan
Metode
pendekatan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut :
- Pelatihan
- Lokakarya, dan
- Pendampingan
H. Keterkaitan
Keterkaitan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara yaitu LPPM
Universitas Kanjuruhan Malang (Pengusul) dengan SDN Gadang 04 Malang sehingga memperoleh manfaat,
diantaranya : Sebagai guru kelas materi pelatihan merancang RPP mata pelajaran
IPS dengan pengembangan
ketrampilan partisipasi sosial sangat membantu perluasan wawasan guru-guru. Dengan pengembangan partisipasi sosial melalui pembelajaran
IPS Terpadu membuat guru-guru paham tentang pengembangan
SK dan KD.
I. Rancangan Evaluasi
No
|
Kriteria
|
Indikator
|
Tolok ukur
keberhasilan
|
1
|
Rancangan RPP dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial sesuai
BSNP
|
RPP Mata Pelajaran IPS Terpadu
|
Guru mampu dan bisa merancang RPP Mata Pelajaran IPS Terpadu
|
2
|
Pengembangan SK dan KD dengan pengembangan
ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu
|
SK dan KD Mata
Pelajaran IPS Kelas 1 sampai Kelas 6
|
Guru mampu menjabarkan SK dan KD Mata
Pelajaran IPS Terpadu
|
3
|
Guru kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPS
|
Penggunaan model pembelajaran
|
Berhasil dalam menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan
|
4
|
Pemberdayaan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya
|
Penggunaan model pembelajaran yang variatif
|
Berhasil dalam menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan
|
J. Jadwal
Pengabdian masyarakat ini direncanakan
dalam waktu 6 bulan, yang terjadwal sebagai berikut :
No
|
Kegiatan
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
1
|
Studi
Pendahuluan : menganalisis permasalahan dan kebutuhan mitra
|
X
|
|
|
|
|
|
2
|
Perijinan
|
|
X
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan : Sinkronisasi materi pelatihan
dengan melibatkan mitra
|
|
X
|
|
|
|
|
4
|
Analisis SWOT
|
|
|
X
|
X
|
|
|
5
|
Penyusunan Laporan dan seminar hasil pengabdian kepada masyarakat
|
|
|
|
|
X
|
X
|
K. Rencana Anggaran
No
|
Kegiatan
|
Biaya
(Rp)
|
1
|
Pelaksanaan
|
|
|
a. Survei Lapangan
|
Rp. 150.000,00
|
|
b. Perijinan
|
Rp. 100.000,00
|
|
c. Sinkronisasi Materi Pelatihan
|
Rp. 600.000,00
|
2
|
Peralatan dan bahan penerapan Ipteks
|
|
|
a. Kertas HVS A4 (3 rem)
|
Rp. 200.000,00
|
|
b. Dokumentasi dan sertifikat
|
Rp. 350.000,00
|
|
c. Ketik dan
cetak modul pelatihan
|
Rp. 750.000,00
|
|
d.Fulpen, pencil, penghapus, kertas folio
bergaris
|
Rp.
500.000,00
|
3
|
Pemantauan
internal
|
|
|
a. Monitoring
dan evaluasi
|
Rp. 450.000,00
|
|
b. Peningkatan kinerja pelaksanaan
|
Rp. 1.000.000,00
|
4
|
Penyusunan Laporan
|
Rp. 600.000,00
|
5
|
Seminar hasil pengabdian masyarakat
|
Rp. 300.000,00
|
6
|
Gaji atau HR Ketua dan Anggota
|
Rp.
2.000.000,00
|
7
|
Lain-lain
|
Rp.
2.000.000,00
|
|
Jumlah
|
Rp. 8.000.000,00
|
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru, 2011, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta, Prestasi Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono,
2006, Belajar dan Pembelajaran, Bandung Remadja Rosdakarya.
Isjoni, 2011, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,
Bandung, Alfabeta.
Mulyasa, E, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung,
Remadja Rosdakarya.
Mulyasa, E, 2004, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan,
Bandung, Remadja Rosdakarya.
Mulyasa, E, 2006, Kurikulum
Yang Disempurnakan, Bandung, Remadja Rosdakarya.
Rusman, 2011, Model-model pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Bandung, Rajawali Pers.
Sapriya, 2009, Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursid, 2000,
Perspektif Studi Sosial, Jakarta,
Usaha Nasional.
Sumarsono, 2011, Menjadi Guru Profesional Berkarakter, Lembaga
Penerbitan Universitas Kanjuruhan Malang
Sardjiyo dkk, 2008, Pendidikan IPS di SD, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Sakdiyah, Siti Halimatus,
2010, Pembelajaran IPS SD,
Prodi PGSD, FKIP, Universitas Kanjuruhan Malang.
DAFTAR ISI
Cover
Lembar
pengesahan Abdimas
Ringkasan
Penelitian
Daftar
Isi
J u d u l
- Analisis Situasi 1
- Permasalahan Mitra 4
- Tinjauan Pustaka 5
- Tujuan dan Solusi yang ditawarkan 7
- Manfaat Kegiatan Pengabdian 8
- Target Luaran 9
- Metode Pendekatan 10
- Rancangan Evaluasi 10
- J a d w a l 11
- Rencana Anggaran 12
Daftar Pustaka
Curriculum Vitae Ketua Abdimas
Curriculum Vitae Anggota Abdimas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar