Rabu, 09 Juli 2014

Pengembangan Ketrampilan Partisipasi Sosial Melalui Pembelajaran IPS Terpadu



RINGKASAN ABDIMAS

Keyword : partisipasi sosial, IPS terpadu
       Tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensional dan berskala internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi maupun masuknya era abad ke-21. Masalah ini semakin serius manakala dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang mendapat perhatian semestinya. Padahal dengan memahami IPS akan membimbing siswa menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana.
      Berdasarkan kenyataan di SDN Gadang 04 Malang yang terdiri dari 20 guru, 2 staf administrasi dan 2 penjaga sekolah. Permasalahn yang muncul adalah sebagai berikut 1)  Para guru belum paham tentang  pengembangan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran.2) Sebagai guru kelas, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat/ tercantum  pada sillabi. 3) Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS. 4) Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya terutama pembelajaran IPS melalui kegiatan yang menyenangkan.
      Oleh karena itu sangat perlu diupayakan pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan dan lokakarya pengembangan ketrampilan partisipasi sosial melalui pembelajaran IPS terpadu. .Sehingga permasalahan utamanya adalah : 1) Bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan mempertimbangkan ketrampilan partisipasi sosial, 2) Bagaimana meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan Standar Kompetensi dan  Kompetensi Dasar dalam proses pembelajaran? 3) bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS serta 4) bagaimana guru dapat memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.






JUDUL : Pengembangan Ketrampilan Partisipasi Sosial Melalui Pembelajaran IPS Terpadu

A. Analisis Situasi
       Tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensional dan berskala internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi maupun masuknya era abad ke-21. Masalah ini semakin serius manakala dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang mendapat perhatian semestinya. Padahal dengan memahami IPS akan membimbing siswa menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana.
       Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang banyak disorot. Kekaburan cara pandang yang berbeda dari yang sudah ada mengakibatkan kebingungan baik bagi peserta didik maupun para pendidik. Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama  dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan tetangganya.
      Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. .Dengan berpusat pada pembahasan tentang manusia, IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup bersama ini ada kalanya mereka menghadapi berbagai masalah, diantaranya telah disinggung ialah masalah sosial. Dalam konteks ini diantaranya menyangkut tentang orang-orang yang bernasib kurang menguntungkan, karena cacat, karena terpisah dengan keluarga bahkan dalam skala besar, korban perang atau bencana alam. Dalam pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan akan tersembul masalah globalisasi perekomian, hal-hal itu akan membawa dorongan kepada siswa terhadap kepekaan sosial.
      Hingga saat ini menurut Dimyati (2001 : 21), bahwa ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah dasar adalah sebagai disiplin dan sistem pemikiran yang mempelajari materi yang berupa peristiwa sosial memiliki ciri-ciri keilmuan tertentu. Ciri-ciri keilmuan cabang-cabang ilmu sosial secara khusus berbeda-beda. Pengajaran ilmu-ilmu sosial sudah tentu harus memperhatikan ciri-ciri khusus cabang-cabang ilmu sosial, bila pengajaran tersebut mengharapkan berhasil, maka harus mempelajari ciri-ciri keilmuan cabang ilmu-ilmu sosial yang umumnya diajarkan di sekolah dasar.
      Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalkan, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan ketrampilan partisipasi sosial sebagai salah satu dimensi untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS.
      Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan upaya menerapkan teori, konsep, prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala dan masalahh sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat. Melalui upaya ini, pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melatih ketrampilan para siswa baik ketrampilan fisiknya maupun kemampuan berfikirnya dalam mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah sosial yang dialaminya (Sumaatmadja, N : 2000: 21).
      Menurut Barth and Shermis dalam Sakdiyah (2009 :7) telaah dan hakikat IPS ada tiga (3), diantaranya :
  1. Pewarisan Budaya (Citizenship Transmission) yang menurut mereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar. Kewargaan (citizenship) dalam pengertian ini berarti kemampuan bertindak sebagai warga yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati dan dianggap baik. Mereka mengartikan indoktrinasi adalah semua pengalaman belajar (pendidikan) yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang tidak kritis (uncritical learning).
  2. Ilmu Sosial (Social Science Tradition) yang merujuk kepada pengetian bahwa IPS sebenarnya dapat diturunkan dari salah satu ilmu sosial. Jadi sifat IPS dalam tradisi ini reduktif. Sifat-sifat kewargaan dapat diperoleh melalui pemahaman tentang segi metodologis ilmu sosial.
  3. Inkuiri Reflektif (Reflective Inquiry) yang didasarkan kepada pemikiran reflektif dari John Dewey. Dalam anggapan kewargaan tercermin dari kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sarat nilai. Dalam telaah tentang nilai yang dikaji bukan masalah baik atau buruk itu sendiri melainkan tentang cara bagaimana kita menelaah nilai dengan tepat.
      Hingga saat ini mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran yang mudah, sepele yang hanya berupa hafalan-hafalan tentang konsep ilmu-ilmu sosial. Jadi perlu pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa.  Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SD, serta pengalaman membimbing Praktik Pengalaman Lapangan bagi calon guru SD selama 3 tahun di wilayah Kecamatan Sukun. Dalam hal ini para guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya. Akan tetapi pada kurikulum 2013 sillabi dan buku ajar untuk tema-temanya sudah ditentukan dari pusat. Jadi guru hanya mengembangkan partisipasi sosialnya saja. Misalnya untuk kelas IV semester 2, tema 5 adalah “Pahlawanku”, tema 2 “Indahnya Negriku”.
      Bagi daerah dan sekolah yang sudah mampu, dapat mengembangkan kurikulum sendiri, sementara bagi yang belum mandiri bisa menggunakan dan memodifikasi perangkat kurikulum yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan atau Pusat Kurikulum (Puskur). Meskipun pada akhirnya sudah dapat diduga bahwa kebanyakan sekolah dan daerah akan menginduk kepada kurikulum yang dikembangkan oleh Depdiknas, karena biasanya tidak mau menanggung resiko. Oleh karena itu, perlu ditekankan disini bahwa BSNP dan Puskur harus memiliki berbagai ahli kurikulum dan ahli bidang studi yang kompeten dalam menyusun kurikulum dan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), mereka harus memiliki kompetensi teoritis yang tinggi, dibarengi dengan pengalaman lapangan (tahu kondisi sekolah) secara mumpuni, dan yang paling penting bertanggung jawab baik secara moral maupun spiritual.
      Jika ditelusuri secara nyata, guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didiknya.
      Dengan demikian tugas guru, terutama guru SD yang merupakan guru kelas tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar, terutama mata pelajaran IPS.  Tugas guru yang lain membuat seluruh peserta didik  menjadi senang, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.

B. Permasalahan Mitra
      Berdasarkan analisis situasi, secara umum  permasalahan yang dihadapi guru-guru SD di SDN Gadang 04 Malang adalah :
  1. Para guru belum paham tentang  pengembangan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran.
  2. Sebagai guru kelas, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat/ tercantum  pada sillabi.
  3. Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS.
  4. Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya terutama pembelajaran IPS melalui kegiatan yang menyenangkan.
      Oleh karena itu sangat perlu diupayakan pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan dan lokakarya pengembangan ketrampilan partisipasi sosial melalui pembelajaran IPS terpadu. .Sehingga permasalahan utamanya adalah : 1) Bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan mempertimbangkan ketrampilan partisipasi sosial, 2) Bagaimana meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan Standar Kompetensi dan  Kompetensi Dasar dalam proses pembelajaran? 3) Bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS serta 4) Bagaimana guru dapat memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

C. Tinjauan Pustaka
1. Karakteristik dan Hakikat IPS, adapun yang dikaji dalam IPS menurut Barth and Shermis adalah pengetahuan, pengolahan informasi, telaah nilai dan keyakinan dan peran serta dalam masyarakat. Sedangkan telaah dan hakikat IPS diantaranya pewarisan budaya, ilmu sosial dan inkuiri reflektif.
2.  Pembelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut : mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
3.  Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :a. manusia, tempat dan lingkungan, b. waktu, keberlanjutan dan perubahan, c. sistem sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
4 Empat (4) ketrampilan yang dianjurkan dalam belajar IPS, ialah ketrampilan dalam meneliti, terutama melalui metode inkuiri, ketrampilan berpikir, ketrampilan partisipasi sosial dan ketrampilan berkomunikasi sosial. Dua topik utama yang akan dibahas untuk memiliki kemampuan menerapkan strategi pengembangan partisipasi sosial yaitu, pengembangan kepekaan sosial dan menerapkan strategi pengembangan partisipasi sosial. Kemampuan ini sangat penting bagi semua guru profesional, khususnya dalam mempersiapkan anak didik agar mereka dapat menjadi warga negara yang cerdas, demokratis dan dapat berpartisipasi di lingkungannya untuk ikut memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Selain itu dengan cara mengembangkan ketrampilan partisipasi sosial diharapkan proses belajar mengajar IPS tidak lagi membosankan atau dianggap sebagai mata pelajaran yang lunak. Dengan menerapkan ketrampilan partisipasi sosial diharapkan pembelajaran IPS akan semakin menantang karena pembelajaran IPS tidak hanya bersifat hafalan atau sekedar mengingat konsep-konsep belaka.
  1. Pengembangan kepekaan sosial.
Sebenarnya masalah kepekaan (sensitivity) ini bukan hanya terbatas pada masalah sosial melainkan perlu dikembangkan pula pada masalah-masalah lain seperti IPA, budaya, seni dan masalah lainnya sehingga para siswapun akan punya rasa kepekaan pula terhadap bidang studi-bidang studi tersebut. Setiap siswa seyogyanya memiliki kepekaan dalam segala aspek kehidupan sehingga akan mengantarkan siswa itu sendiri menjadi manusia yang dewasa sesuai dengan karakteristik yang ada dalam IPS.
a.       Pengertian kepekaan sosial
b.      Kesadaran sosial
c.       Bagaimana mengembangkan strategi ketrampilan kepekaan sosial dilakukan dalam proses pembelajaran.
d.      Pertimbangan guru IPS dalam memilih aktivitas untuk pembelajaran di kelas.
  1. Pengembangan partisipasi sosial.
Hal ini sesuai dengan tujuan IPS bahwa aspek yang cukup penting dan perlu diterapkan kepada siswa adalah bagaimana agar mereka, para siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Belajar IPS tidak cukup hanya dalam bentuk hafalan atau hanya melatih daya ingat sehingga ada kesan siswa disamakan dengan robot yang harus menuruti keinginan dan perintah guru. Belajar ips hendaknya dapat memberdayakan siswa sehingga segala potensi dan kemampuannya, baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan dapat berkembang.
  1. Strategi pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu.
Strategi pembelajaran IPS Terpadu berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini tertuang dalam kegiatan awal, inti dan penutup.
a.       Menurut Dick and Carey
b.      Menurut Gagne and Briggs
c.       Menurut Suciati dan Irawan

D. Tujuan atau solusi yang ditawarkan.
      Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, solusi yang ditawarkan diuraikan secara ringkas berikut ini.

No
Permasalahan
Metode Pendekatan
Solusi yang ditawarkan
Partisipasi Mitra
1
Guru belum paham tentang pengembangan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu, sehingga dalam menyusun RPP kurang memperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendampingan guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS
Menyediakan perlengkapan alat-alat tulis dan komputer/ laptop
2
Kemampuan dan ketrampilan guru masih kurang dalam mengembangkan SK dan KD yang terdapat pada sillabi
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendappingan guru dalam mengembangkan SK dan KD Mata Pelajaran IPS
Menyediakan perlengkapan alat-alat tulis dan komputer/ laptop
3
Guru kurang kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa akan mata pelajaran IPS
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendampingan guru dalam mengembangkan apresiasi dan minat pada  Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran yang menyenangkan (dengan media dan model pembelajaran yang sesuai)
4
Guru belum memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendappingan guru dalam mengembangkan apresiasi dan minat  serta bakat siswa pada  Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran yang menyenangkan (dengan media dan model pembelajaran yang sesuai)

E. Manfaat Kegiatan Pengabdian
Rencana kegiatan atau langkah-langkah solusi persoalan yang ada diuraikan sebagai berikut :
  1. Sinkronisasi materi pelatihan merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial.
Sinkronisasi materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui diskusi dengan melibatkan guru-guru SDN Gadang 04 Malang.
  1. Pelatihan dan pendampingan merancang dan mengembangkan SK dan KD Mata Pelajaran IPS melalui pengembangan ketrampilan partisipasi sosial
Peserta atau guru-guru dilatih untuk merancang dan mengembangkan SK dan KD di sekolah, sesuai dengan minat, bakat dan apresiasi siswa.
  1. Penyusunan materi pelatihan
Materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui pelatihan dan lokakarya dengan melibatkan guru-guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Dengan demikian materi pelatihan betul-betul sesuai kebutuhan dan pelatihannya bisa berjalan efektif dan efisien.
  1. Pelatihan Merancang RPP dan Pengembangan SK dan KD sesuai pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.
Setelah guru mampu merancang RPP maka dilanjutkan dengan pengembangan SK dan KD melalui  pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.

F. Target Luaran
      Program ini menghasilkan target luaran sebagai berikut :
  1. Tersusunnya modul pelatihan merancang RPP  dan pengembangan SK dan KD melalui pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam IPS Terpadu. Para guru SDN Gadang 04  Malang mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merancang RPP dan pengembangan SKKD mata pelajaran IPS melalui analisis pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu.
  2. Sertifikat pelatihan sebagai bukti keikutsertaan yang dapat dimanfaatkan dalam pengusulan kepangkatan dan sertifikasi.
      Ketrampilan yang telah dimiliki oleh guru diharapkan dapat disebarluaskan ke semua guru, khususnya guru-guru SD yang  ada di lingkungannya melalui kegiatan MGMP atau kegiatan yang lain. Sehingga inovasi dan kreativitas guru SDN Gadang 04 Malang semakin meningkat.

G. Metode Pendekatan
      Metode pendekatan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut :
  1. Pelatihan
  2. Lokakarya, dan
  3. Pendampingan
H. Keterkaitan
      Keterkaitan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara yaitu LPPM Universitas Kanjuruhan Malang (Pengusul) dengan SDN Gadang 04 Malang sehingga memperoleh manfaat, diantaranya : Sebagai guru kelas materi pelatihan merancang RPP mata pelajaran IPS dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial sangat membantu perluasan wawasan guru-guru. Dengan pengembangan partisipasi sosial melalui pembelajaran IPS Terpadu  membuat guru-guru paham tentang pengembangan SK dan KD.
I. Rancangan Evaluasi   
No
Kriteria
Indikator
Tolok ukur keberhasilan
1
Rancangan RPP dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial  sesuai BSNP
RPP Mata Pelajaran IPS Terpadu
Guru mampu dan bisa merancang RPP Mata Pelajaran IPS Terpadu
2
Pengembangan SK dan KD dengan pengembangan ketrampilan partisipasi sosial dalam pembelajaran IPS Terpadu
SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas 1 sampai Kelas 6
Guru mampu menjabarkan SK dan KD Mata Pelajaran IPS Terpadu
3
Guru kreatif dalam merangsang dan meningkatkan apresiasi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Penggunaan model pembelajaran
Berhasil dalam menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan
4
Pemberdayaan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya
Penggunaan model pembelajaran yang variatif
Berhasil dalam menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan
J. Jadwal
      Pengabdian masyarakat ini direncanakan dalam waktu 6 bulan, yang terjadwal sebagai berikut :
No
Kegiatan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
1
Studi Pendahuluan : menganalisis permasalahan dan kebutuhan mitra
X





2
Perijinan

X




3
Pelaksanaan : Sinkronisasi materi pelatihan dengan melibatkan mitra

X




4
  1. Pelatihan merancang RPP Matpel IPS melalui Analisis SWOT.
  2. Pelatihan pengembangan SKKD Matpel IPS melalui
Analisis SWOT


X


X


5
Penyusunan Laporan dan seminar hasil pengabdian kepada masyarakat




X
X
















K. Rencana Anggaran
No
Kegiatan
Biaya (Rp)
1
Pelaksanaan


a. Survei Lapangan
Rp.      150.000,00

b. Perijinan
Rp.      100.000,00

c. Sinkronisasi Materi Pelatihan
Rp.      600.000,00
2
Peralatan dan bahan penerapan Ipteks


a. Kertas HVS A4 (3 rem)
Rp.      200.000,00

b. Dokumentasi dan sertifikat
Rp.      350.000,00

c. Ketik dan cetak modul pelatihan
Rp.      750.000,00

d.Fulpen, pencil, penghapus, kertas folio bergaris
Rp.      500.000,00
3
Pemantauan internal


a. Monitoring dan evaluasi
Rp.      450.000,00

b. Peningkatan kinerja pelaksanaan
Rp.   1.000.000,00
4
Penyusunan Laporan
Rp.      600.000,00
5
Seminar hasil pengabdian masyarakat
Rp.      300.000,00
6
Gaji atau HR Ketua dan Anggota
Rp.   2.000.000,00
7
Lain-lain
Rp.   2.000.000,00

Jumlah
Rp.   8.000.000,00












DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif  Khoiru, 2011, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta, Prestasi Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Bandung Remadja Rosdakarya.

Isjoni, 2011, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung, Alfabeta.

Mulyasa, E, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Remadja Rosdakarya.

Mulyasa, E,  2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, Remadja Rosdakarya.

Mulyasa,  E, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung, Remadja Rosdakarya.

Rusman, 2011, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung, Rajawali Pers.

Sapriya, 2009, Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, Nursid, 2000, Perspektif Studi Sosial, Jakarta, Usaha Nasional.

Sumarsono, 2011, Menjadi Guru Profesional Berkarakter, Lembaga Penerbitan Universitas Kanjuruhan Malang

Sardjiyo dkk, 2008, Pendidikan IPS di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.

Sakdiyah, Siti Halimatus, 2010, Pembelajaran IPS SD, Prodi PGSD, FKIP, Universitas Kanjuruhan Malang.












DAFTAR ISI


Cover
Lembar pengesahan Abdimas
Ringkasan Penelitian
Daftar Isi
J u d u l
  1. Analisis Situasi                                                                                    1
  2. Permasalahan Mitra                                                                             4
  3. Tinjauan Pustaka                                                                                 5
  4. Tujuan dan Solusi yang ditawarkan                                                    7
  5. Manfaat Kegiatan Pengabdian                                                           8
  6. Target Luaran                                                                                      9
  7. Metode Pendekatan                                                                            10
  8. Rancangan Evaluasi                                                                            10
  9. J a d w a l                                                                                            11
  10. Rencana Anggaran                                                                              12
Daftar Pustaka
Curriculum Vitae Ketua Abdimas
Curriculum Vitae Anggota Abdimas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar