Rabu, 09 Juli 2014

ANALISIS SWOT UNTUK PENGEMBANGAN SKKD MATA PELAJARAN IPS



JUDUL : ANALISIS SWOT UNTUK PENGEMBANGAN SKKD MATA
                PELAJARAN IPS

A. Analisis Situasi
      Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang banyak disorot. Kekaburan cara pandang yang berbeda dari yang sudah ada mengakibatkan kebingungan baik bagi peserta didik maupun para pendidik. Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama  dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan tetangganya.
      Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. .
      Dengan berpusat pada pembahasan tentang manusia, IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup bersama ini ada kalanya mereka menghadapi berbagai masalah, diantaranya telah disinggung ialah masalah sosial. Dalam konteks ini diantaranya menyangkut tentang orang-orang yang bernasib kurang menguntungkan, karena cacat, karena terpisah dengan keluarga bahkan dalam skala besar, korban perang atau bencana alam. Dalam pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan akan tersembul masalah globalisasi perekomian, hal-hal itu akan membawa dorongan kepada siswa terhadap kepekaan sosial.
      Hingga saat ini menurut Dimyati (2001 : 21), bahwa ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah dasar adalah sebagai disiplin dan sistem pemikiran yang mempelajari materi yang berupa peristiwa sosial memiliki ciri-ciri keilmuan tertentu. Ciri-ciri keilmuan cabang-cabang ilmu sosial secara khusus berbeda-beda. Pengajaran ilmu-ilmu sosial sudah tentu harus memperhatikan ciri-ciri khusus cabang-cabang ilmu sosial, bila pengajaran tersebut mengharapkan berhasil, maka harus mempelajari ciri-ciri keilmuan cabang ilmu-ilmu sosial yang umumnya diajarkan di sekolah dasar.
      Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalkan, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara.
      Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan upaya menerapkan teori, konsep, prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala dan masalahh sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat. Melalui upaya ini, pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melatih ketrampilan para siswa baik ketrampilan fisiknya maupun kemampuan berfikirnya dalam mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah sosial yang dialaminya (Sumaatmadja, N : 2000: 21).
      Menurut Barth and Shermis dalam Sakdiyah (2009 :7) telaah dan hakikat IPS ada tiga (3), diantaranya :
  1. Pewarisan Budaya (Citizenship Transmission) yang menurut mereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar. Kewargaan (citizenship) dalam pengertian ini berarti kemampuan bertindak sebagai warga yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati dan dianggap baik. Mereka mengartikan indoktrinasi adalah semua pengalaman belajar (pendidikan) yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang tidak kritis (uncritical learning).
  2. Ilmu Sosial (Social Science Tradition) yang merujuk kepada pengetian bahwa IPS sebenarnya dapat diturunkan dari salah satu ilmu sosial. Jadi sifat IPS dalam tradisi ini reduktif. Sifat-sifat kewargaan dapat diperoleh melalui pemahaman tentang segi metodologis ilmu sosial.
  3. Inkuiri Reflektif (Reflective Inquiry) yang didasarkan kepada pemikiran reflektif dari John Dewey. Dalam anggapan kewargaan tercermin dari kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sarat nilai. Dalam telaah tentang nilai yang dikaji bukan masalah baik atau buruk itu sendiri melainkan tentang cara bagaimana kita menelaah nilai dengan tepat.
      Hingga saat ini mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran yang mudah, sepele yang hanya berupa hafalan-hafalan tentang konsep ilmu-ilmu sosial. Jadi perlu pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa.  Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SD, serta pengalaman membimbing Praktik Pengalaman Lapangan bagi calon guru SD selama 3 tahun di wilayah Kecamatan Sukun. Dalam hal ini para guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya.
      Bagi daerah dan sekolah yang sudah mampu, dapat mengembangkan kurikulum sendiri, sementara bagi yang belum mandiri bisa menggunakan dan memodifikasi perangkat kurikulum yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan atau Pusat Kurikulum (Puskur). Meskipun pada akhirnya sudah dapat diduga bahwa kebanyakan sekolah dan daerah akan menginduk kepada kurikulum yang dikembangkan oleh Depdiknas, karena biasanya tidak mau menanggung resiko. Oleh karena itu, perlu ditekankan disini bahwa BSNP dan Puskur harus memiliki berbagai ahli kurikulum dan ahli bidang studi yang kompeten dalam menyusun kurikulum dan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), mereka harus memiliki kompetensi teoritis yang tinggi, dibarengi dengan pengalaman lapangan (tahu kondisi sekolah) secara mumpuni, dan yang paling penting bertanggung jawab baik secara moral maupun spiritual.
      Jika ditelusuri secara nyata, guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didiknya.
      Dengan demikian tugas guru, terutama guru SD yang merupakan guru kelas tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar, terutama mata pelajaran IPS.  Tugas guru yang lain membuat seluruh peserta didik  menjadi senang, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.

B. Permasalahan Mitra
      Berdasarkan analisis situasi, secara umum permasalahan yang dihadapi guru-guru SD di SD Islam Al Hikmah Gadang Malang adalah :
  1. Para guru belum paham tentang  analisis  SWOT, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran.
  2. Sebagai guru kelas, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan SKKD.
      Oleh karena itu sangat perlu diupayakan pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan dan lokakarya analisis SWOT. .Sehingga permaslahan utamanya adalah : 1) Bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan mempertimbangkan analisis SWOT, 2) Bagaimana meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan SKKD dalam proses pembelajaran melalui analisis SWOT?

C. Tinjauan Pustaka
1. Karakteristik dan Hakikat IPS, adapun yang dikaji dalam IPS menurut Barth and Shermis adalah pengetahuan, pengolahan informasi, telaah nilai dan keyakinan dan peran serta dalam masyarakat. Sedangkan telaah dan hakikat IPS diantaranya pewarisan budaya, ilmu sosial dan inkuiri reflektif.
2.  Pembelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut : mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
3.  Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :a. manusia, tempat dan lingkungan, b. waktu, keberlanjutan dan perubahan, c. sistem sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
4.   SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Traith)
      Strength, meliputi yuridis formal, sosialisasi, budaya gotong royong dan kemitraan, potensi SDM, organisasi formal dan informal.
      Weakness meliputi kultur birokrasi, produktivitas sekolah masih rendah, pudarnya kepercayaan masyarakat terhadap produktivitas sekolah, lulusan sekolah kurang mampu bersaing, kurangnya sumber belajar, banyaknya bangunan sekolah yang rusak.
      Opportunities meliputi Komite sekolah, BP3, dukungan dunia usaha dan industri, potensi masyarakat yang bisa dikembangkan, adanya organisasi profesi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
      Traith, meliputi globalisasi, pergeseran paradigma pendidikan, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap produktivitas sekolah dan perubahan organisasi pengelolaan pendidikan.
5.  Pemanfaatan Hasil Analisis SWOT, diantaranya mengubah pola pikir guru, revitalisasi MGMP, meningkatkan disiplin, membentuk kelompok diskusi terbimbing, meningkatkan layanan perpustakaan, memanfaatkan teknologi informasi  dan mengadakan perubahan di kelas.  
6.  Pengembangan SKKD di sekolah berdasarkan kurikulum yang disempurnakan.
     Keistimewaan KYD adalah bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada daerah dan sekolah, khususnya kepada guru dan kepala sekolah untuk melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan diterapkannya.




D. Tujuan atau Solusi Yang di Tawarkan
      Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, solusi yang ditawarkan diuraikan secara ringkas berikut ini.
No
Permasalahan
Metode Pendekatan
Solusi yang ditawarkan
Partisipasi Mitra
1
Kemampuan guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan analisis SWOT masih kurang
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendampingan guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS berbasis analisis SWOT
Menyediakan perlengkapan alat-alat tulis dan komputer/ laptop
2
Kemampuan dan ketrampilan guru masih kurang dalam mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS melalui analisis SWOT
Pelatihan, lokakarya dan pendampingan
Pelatihan dan pendappingan guru dalam mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS berbasis analisis SWOT
Menyediakan perlengkapan alat-alat tulis dan komputer/ laptop

E. Manfaat Kegiatan Pengabdian
Rencana kegiatan atau langkah-langkah solusi persoalan yang ada diuraikan sebagai berikut :
  1. Sinkronisasi materi pelatihan merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan analisis SWOT.
Sinkronisasi materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui diskusi dengan melibatkan guru-guru SD Al Hikmah Gadang Malang.
  1. Pelatihan dan pendampingan merancang dan mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
Peserta atau guru-guru dilatih untuk merancang dan mengembangkan SKKD di sekolah.
  1. Penyusunan materi pelatihan
Materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang dilaksanakan melalui pelatihan dan lokakarya dengan melibatkan guru-guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Dengan demikian materi pelatihan betul-betul sesuai kebutuhan dan pelatihannya bisa berjalan efektif dan efisien.
  1. Pelatihan Merancang RPP dan Pengembangan SKKD
Setelah guru mampu merancang RPP maka dilanjutkan dengan pengembangan SKKD melalui analisis SWOT.

F. Target Luaran
       Program ini menghasilkan target luaran sebagai berikut.
1.      Tersusunnya modul pelatihan merancang RPP dan pengembangan SKKD mata pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
2.      Para guru SD Islam Al Hikmah Gadang Malang mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merancang RPP dan pengembangan SKKD mata pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
3.      Sertifikat pelatihan sebagai bukti keikutsertaan yang dapat dimanfaatkan dalam pengusulan kepangkatan dan sertifikasi.
       Keterampilan yang telah dimiliki oleh guru diharapkan dapat disebarluaskan ke semua guru, khususnya guru-guru SD yang ada di lingkungannya melalui kegiatan MGMP atau kegiatan yang lain, sehingga inovasi dan kreatifitas guru SD Islam Al Hikmah Gadang Malang semakin meningkat.
G. Metode Pendekatan
       Metode pendekatan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut.
  1. Pelatihan
  2. Lokakarya dan
  3. Pendampingan
H. Keterkaitan
       Keterkaitan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara LPPM Unikama (Pengusul) dengan SD Islam Al Hikmah Gadang Malang sehingga memperoleh manfaat, diantaranya : Sebagai guru kelas materi pelatihan merancang RPP mata pelajaran IPS dengan analisis SWOT sangat membantu perluasan wawancara guru-guru. Dengan analisis swot membuat guru-guru paham tentang pengembangan SKKD.

I.  Rancangan Evaluasi
No
Kriteria
Indikator
Tolok Ukur Keberhasilan
1
Rancangan RPP dengan analisis SWOT sesuai BSNP
RPP Mata Pelajaran IPS
Guru mampu dan bisa merancang RPP mata pelajaran IPS dengan analisis SWOT
2
Pengembangan SKKD dengan analisis SWOT
SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas 1 sd. Kelas 6
Guru mampu menjabarkan SK dan KD mata pelajaran IPS dengan analisis SWOT

G.  Jadwal

      Pengabdian masyarakat ini direncanakan dalam waktu 6 bulan, yang terjadwal sebagai berikut :
No
Kegiatan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
1
Studi Pendahuluan : menganalisis permasalahan dan kebutuhan mitra






2
Perijinan






3
Pelaksanaan : Sinkronisasi materi pelatihan dengan melibatkan mitra






4
  1. Pelatihan merancang RPP Matpel IPS melalui Analisis SWOT.
  2. Pelatihan pengembangan SKKD Matpel IPS melalui
Analisis SWOT






5
Penyusunan Laporan







G. Rencana Anggaran
No
Kegiatan
Biaya (Rp)
1
Survei Lapangan
Rp.   100.000
2
Perijinan
Rp.     50.000
3
Sinkronisasi Materi Pelatihan
Rp.   100.000
4
Finalisasi Penyusunan Materi Pelatihan
Rp.   200.000
5
Ketik dan cetak modul pelatihan (15 exp)
Rp.   100.000
6
Kertas HVS A4 (3 rem)
Rp.   150.000
7
Dokumentasi dan sertifikat
Rp.   100.000
8
Konsumsi
Rp.   750.000
9
Transport Pengusul
Rp.   300.000
10
Transport Peserta
Rp.   600.000
11
Alat-alat Tulis dan Block Note
Rp.     50.000
12
Penyusunan Laporan
Rp.   500.000
Jumlah                                                                               Rp.1.000.000



1 komentar: