JUDUL : ANALISIS
SWOT UNTUK PENGEMBANGAN SKKD MATA
PELAJARAN IPS
A. Analisis
Situasi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
program pendidikan pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang banyak
disorot. Kekaburan cara pandang yang berbeda dari yang sudah ada mengakibatkan
kebingungan baik bagi peserta didik maupun para pendidik. Pada hakikatnya IPS
adalah telaah tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan tetangganya.
Untuk mengenal masyarakat siswa dapat
belajar melalui media cetak, media elektronika maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS,
diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara
rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi dalam kehidupannya. .
Dengan berpusat pada pembahasan tentang
manusia, IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama
dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup
bersama ini ada kalanya mereka menghadapi berbagai masalah, diantaranya telah
disinggung ialah masalah sosial. Dalam konteks ini diantaranya menyangkut tentang
orang-orang yang bernasib kurang menguntungkan, karena cacat, karena terpisah
dengan keluarga bahkan dalam skala besar, korban perang atau bencana alam.
Dalam pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan akan tersembul masalah globalisasi
perekomian, hal-hal itu akan membawa dorongan kepada siswa terhadap kepekaan
sosial.
Hingga saat ini menurut Dimyati (2001 :
21), bahwa ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah dasar adalah sebagai
disiplin dan sistem pemikiran yang mempelajari materi yang berupa peristiwa
sosial memiliki ciri-ciri keilmuan tertentu. Ciri-ciri keilmuan cabang-cabang
ilmu sosial secara khusus berbeda-beda. Pengajaran ilmu-ilmu sosial sudah tentu
harus memperhatikan ciri-ciri khusus cabang-cabang ilmu sosial, bila pengajaran
tersebut mengharapkan berhasil, maka harus mempelajari ciri-ciri keilmuan
cabang ilmu-ilmu sosial yang umumnya diajarkan di sekolah dasar.
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai fakta dan materi
yang harus dihafalkan, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung
jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan
negara.
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan upaya menerapkan teori, konsep, prinsip ilmu sosial untuk menelaah
pengalaman, peristiwa, gejala dan masalahh sosial yang secara nyata terjadi di
masyarakat. Melalui upaya ini, pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melatih
ketrampilan para siswa baik ketrampilan fisiknya maupun kemampuan berfikirnya
dalam mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah sosial yang dialaminya
(Sumaatmadja, N : 2000: 21).
Menurut Barth and Shermis dalam Sakdiyah
(2009 :7) telaah dan hakikat IPS ada tiga (3), diantaranya :
- Pewarisan Budaya (Citizenship Transmission) yang menurut mereka bersifat indoktrinatif dalam menyajikan bahan belajar. Kewargaan (citizenship) dalam pengertian ini berarti kemampuan bertindak sebagai warga yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati dan dianggap baik. Mereka mengartikan indoktrinasi adalah semua pengalaman belajar (pendidikan) yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang tidak kritis (uncritical learning).
- Ilmu Sosial (Social Science Tradition) yang merujuk kepada pengetian bahwa IPS sebenarnya dapat diturunkan dari salah satu ilmu sosial. Jadi sifat IPS dalam tradisi ini reduktif. Sifat-sifat kewargaan dapat diperoleh melalui pemahaman tentang segi metodologis ilmu sosial.
- Inkuiri Reflektif (Reflective Inquiry) yang didasarkan kepada pemikiran reflektif dari John Dewey. Dalam anggapan kewargaan tercermin dari kemampuan memecahkan masalah dalam suasana lingkungan yang sarat nilai. Dalam telaah tentang nilai yang dikaji bukan masalah baik atau buruk itu sendiri melainkan tentang cara bagaimana kita menelaah nilai dengan tepat.
Hingga saat ini mata pelajaran IPS
dianggap mata pelajaran yang mudah, sepele yang hanya berupa hafalan-hafalan
tentang konsep ilmu-ilmu sosial. Jadi perlu pengemasan pengalaman belajar yang
dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para
siswa. Pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru SD, serta pengalaman membimbing Praktik Pengalaman Lapangan bagi
calon guru SD selama 3 tahun di wilayah Kecamatan Sukun. Dalam hal ini para
guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan menyusun sendiri
kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya.
Bagi daerah dan sekolah yang sudah mampu,
dapat mengembangkan kurikulum sendiri, sementara bagi yang belum mandiri bisa
menggunakan dan memodifikasi perangkat kurikulum yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan atau Pusat Kurikulum (Puskur). Meskipun
pada akhirnya sudah dapat diduga bahwa kebanyakan sekolah dan daerah akan
menginduk kepada kurikulum yang dikembangkan oleh Depdiknas, karena biasanya
tidak mau menanggung resiko. Oleh karena itu, perlu ditekankan disini bahwa
BSNP dan Puskur harus memiliki berbagai ahli kurikulum dan ahli bidang studi
yang kompeten dalam menyusun kurikulum dan mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar (SKKD), mereka harus memiliki kompetensi teoritis yang tinggi,
dibarengi dengan pengalaman lapangan (tahu kondisi sekolah) secara mumpuni, dan
yang paling penting bertanggung jawab baik secara moral maupun spiritual.
Jika ditelusuri secara nyata, guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan
berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Dalam kerangka inilah perlunya
perubahan paradigma (pola pikir) guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator,
dan mitra belajar bagi peserta didiknya.
Dengan demikian tugas guru, terutama guru
SD yang merupakan guru kelas tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta
didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar, terutama mata pelajaran IPS.
Tugas guru yang lain membuat seluruh peserta didik menjadi senang, gembira, penuh semangat,
tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira,
penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka
merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki
era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
B. Permasalahan
Mitra
Berdasarkan analisis situasi, secara umum
permasalahan yang dihadapi guru-guru SD di SD Islam Al Hikmah Gadang Malang
adalah :
- Para guru belum paham tentang analisis SWOT, sehingga dalam menyusun RPP kurang mempemperhatikan indikator keberhasilan proses pembelajaran.
- Sebagai guru kelas, mereka kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan SKKD.
Oleh karena itu sangat perlu diupayakan
pemecahan permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan
dan lokakarya analisis SWOT. .Sehingga permaslahan utamanya adalah : 1)
Bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang RPP Mata Pelajaran
IPS dengan mempertimbangkan analisis SWOT, 2) Bagaimana meningkatkan kemampuan
dan ketrampilan guru dalam mengembangkan SKKD dalam proses pembelajaran melalui
analisis SWOT?
C. Tinjauan
Pustaka
1. Karakteristik dan Hakikat IPS, adapun yang dikaji
dalam IPS menurut Barth and Shermis adalah pengetahuan, pengolahan informasi,
telaah nilai dan keyakinan dan peran serta dalam masyarakat. Sedangkan telaah
dan hakikat IPS diantaranya pewarisan budaya, ilmu sosial dan inkuiri
reflektif.
2.
Pembelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai
berikut : mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat,
memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
3. Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :a. manusia,
tempat dan lingkungan, b. waktu, keberlanjutan dan perubahan, c. sistem sosial
dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
4. SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, Traith)
Strength, meliputi yuridis formal, sosialisasi, budaya gotong royong dan
kemitraan, potensi SDM, organisasi formal dan informal.
Weakness
meliputi kultur birokrasi, produktivitas sekolah masih rendah, pudarnya
kepercayaan masyarakat terhadap produktivitas sekolah, lulusan sekolah kurang
mampu bersaing, kurangnya sumber belajar, banyaknya bangunan sekolah yang
rusak.
Opportunities meliputi Komite sekolah,
BP3, dukungan dunia usaha dan industri, potensi masyarakat yang bisa
dikembangkan, adanya organisasi profesi, otonomi daerah dan desentralisasi
pendidikan.
Traith, meliputi globalisasi, pergeseran
paradigma pendidikan, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap produktivitas
sekolah dan perubahan organisasi pengelolaan pendidikan.
5. Pemanfaatan Hasil Analisis SWOT, diantaranya
mengubah pola pikir guru, revitalisasi MGMP, meningkatkan disiplin, membentuk
kelompok diskusi terbimbing, meningkatkan layanan perpustakaan, memanfaatkan
teknologi informasi dan mengadakan
perubahan di kelas.
6.
Pengembangan SKKD di sekolah berdasarkan kurikulum yang disempurnakan.
Keistimewaan KYD adalah bahwa pemerintah
memberikan kesempatan kepada daerah dan sekolah, khususnya kepada guru dan
kepala sekolah untuk melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan
diterapkannya.
D. Tujuan atau Solusi Yang
di Tawarkan
Untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi, solusi yang ditawarkan diuraikan secara
ringkas berikut ini.
No
|
Permasalahan
|
Metode
Pendekatan
|
Solusi
yang ditawarkan
|
Partisipasi
Mitra
|
1
|
Kemampuan guru dalam merancang
RPP Mata Pelajaran IPS dengan analisis SWOT masih kurang
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendampingan guru
dalam merancang RPP Mata Pelajaran IPS berbasis analisis SWOT
|
Menyediakan perlengkapan
alat-alat tulis dan komputer/ laptop
|
2
|
Kemampuan dan ketrampilan guru
masih kurang dalam mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS melalui analisis SWOT
|
Pelatihan,
lokakarya dan pendampingan
|
Pelatihan dan pendappingan guru
dalam mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS berbasis analisis SWOT
|
Menyediakan perlengkapan
alat-alat tulis dan komputer/ laptop
|
E. Manfaat Kegiatan Pengabdian
Rencana kegiatan
atau langkah-langkah solusi persoalan yang ada diuraikan sebagai berikut :
- Sinkronisasi materi pelatihan merancang RPP Mata Pelajaran IPS dengan analisis SWOT.
Sinkronisasi materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan
peserta yang dilaksanakan melalui diskusi dengan melibatkan guru-guru SD Al
Hikmah Gadang Malang.
- Pelatihan dan pendampingan merancang dan mengembangkan SKKD Mata Pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
Peserta atau guru-guru dilatih untuk merancang dan mengembangkan SKKD di
sekolah.
- Penyusunan materi pelatihan
Materi pelatihan disusun didasarkan atas analisis kebutuhan peserta yang
dilaksanakan melalui pelatihan dan lokakarya dengan melibatkan guru-guru. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Dengan demikian materi
pelatihan betul-betul sesuai kebutuhan dan pelatihannya bisa berjalan efektif
dan efisien.
- Pelatihan Merancang RPP dan Pengembangan SKKD
Setelah guru mampu merancang RPP maka dilanjutkan dengan pengembangan
SKKD melalui analisis SWOT.
F. Target Luaran
Program ini menghasilkan target luaran sebagai berikut.
1. Tersusunnya modul pelatihan merancang RPP
dan pengembangan SKKD mata pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
2. Para guru SD Islam Al Hikmah Gadang Malang
mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merancang RPP dan pengembangan SKKD
mata pelajaran IPS melalui analisis SWOT.
3. Sertifikat pelatihan sebagai bukti
keikutsertaan yang dapat dimanfaatkan dalam pengusulan kepangkatan dan
sertifikasi.
Keterampilan yang telah dimiliki oleh
guru diharapkan dapat disebarluaskan ke semua guru, khususnya guru-guru SD yang
ada di lingkungannya melalui kegiatan MGMP atau kegiatan yang lain, sehingga
inovasi dan kreatifitas guru SD Islam Al Hikmah Gadang Malang semakin
meningkat.
G. Metode Pendekatan
Metode
pendekatan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut.
- Pelatihan
- Lokakarya dan
- Pendampingan
H. Keterkaitan
Keterkaitan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara LPPM Unikama
(Pengusul) dengan SD Islam Al Hikmah Gadang Malang sehingga memperoleh manfaat,
diantaranya : Sebagai guru kelas materi pelatihan merancang RPP mata pelajaran
IPS dengan analisis SWOT sangat membantu perluasan wawancara guru-guru. Dengan
analisis swot membuat guru-guru paham tentang pengembangan SKKD.
I.
Rancangan Evaluasi
No
|
Kriteria
|
Indikator
|
Tolok Ukur Keberhasilan
|
1
|
Rancangan RPP dengan analisis SWOT sesuai BSNP
|
RPP Mata Pelajaran IPS
|
Guru mampu dan bisa merancang RPP mata pelajaran
IPS dengan analisis SWOT
|
2
|
Pengembangan SKKD dengan analisis SWOT
|
SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas 1 sd. Kelas 6
|
Guru mampu menjabarkan SK dan KD mata pelajaran IPS dengan analisis SWOT
|
G. Jadwal
Pengabdian masyarakat ini direncanakan
dalam waktu 6 bulan, yang terjadwal sebagai berikut :
No
|
Kegiatan
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
1
|
Studi Pendahuluan :
menganalisis permasalahan dan kebutuhan mitra
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Perijinan
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan : Sinkronisasi materi pelatihan dengan melibatkan mitra
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Analisis SWOT
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
G. Rencana
Anggaran
No
|
Kegiatan
|
Biaya
(Rp)
|
1
|
Survei
Lapangan
|
Rp. 100.000
|
2
|
Perijinan
|
Rp. 50.000
|
3
|
Sinkronisasi Materi Pelatihan
|
Rp.
100.000
|
4
|
Finalisasi Penyusunan Materi Pelatihan
|
Rp.
200.000
|
5
|
Ketik dan cetak modul pelatihan (15 exp)
|
Rp.
100.000
|
6
|
Kertas HVS A4 (3 rem)
|
Rp.
150.000
|
7
|
Dokumentasi dan sertifikat
|
Rp.
100.000
|
8
|
Konsumsi
|
Rp. 750.000
|
9
|
Transport
Pengusul
|
Rp. 300.000
|
10
|
Transport Peserta
|
Rp. 600.000
|
11
|
Alat-alat
Tulis dan Block Note
|
Rp. 50.000
|
12
|
Penyusunan
Laporan
|
Rp. 500.000
|
Jumlah
Rp.1.000.000
thanks infonya kak
BalasHapusLahan Industri